Seluang.id
  • KotaHujan
  • Editor’s Pick
  • Populer
  • About Seluang
  • Login
No Result
View All Result
  • Landscape
  • Our Story
  • Art
  • Amatan & Opini
SeluangID
  • KotaHujan
  • Editor’s Pick
  • Populer
  • About Seluang
No Result
View All Result
SeluangID
No Result
View All Result

Blindness

SeluangID by SeluangID
4 Juni 2019
in Review
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp
Processed with VSCO with a5 preset. Sumber: farawayplaces.co
  • Artikel Shinta Maharani
  • Kebutaan menyergap penduduk seisi kota tak bernama. Wabah kegelapan terus menular, menjalar tidak terbendung. Dokter yang memeriksa pasien tiba-tiba menjadi buta. Ia melihat sekelilingnya berwarna putih semua, lalu menjadi gelap gulita.

    Situasi kota kacau. Mobil saling bertabrakan di jalanan. Kecelakaan tak terhindarkan. Otoritas setempat menyatakan situasi darurat. Lalu menertibkan orang-orang yang mengalami kebutaan, memasukkan mereka ke dalam kamp. Orang-orang buta buat mereka adalah penyakit dan sampah masyarakat.

    Blindness, novel pengarang Portugis Jose Saramago yang menghujam. Subversif dan menyentuh jiwa terdalam manusia. Potret distopia.

    Baca juga : Budak Jim dan Huckleberry Finn

    Saramago menggambarkan manusia sedang berjejal, diisolasi dalam suatu tempat yang dikelilingi tembok-tembok tinggi. Petugas lengkap dengan senapan dan pelindung kepala berjaga. Siapapun yang mencoba melarikan diri dari tempat itu pasti tak selamat. Peluru menembus tubuh mereka yang mengendap-endap keluar dari sana.

    Hanya satu orang yang anomali. Isteri seorang dokter terbebas dari kebutaan. Dia satu-satunya yang bisa melihat. Di tempat isolasi dan karantina itu, si isteri dokter pura-pura buta.

    Dengan setia dia membantu orang-orang yang ada di sana. Membantu mereka berjalan menyusuri lorong-lorong ruangan agar tak saling bertabrakan. Membantu orang-orang yang sakit dan membantu orang-orang mengambil jatah makanan. Dia menjadi utusan untuk mengambil jatah makanan yang sangat terbatas yang disediakan otoritas.

    Isteri dokter merasakan penderitaan orang-orang buta sedemikian rupa. Di mana-mana tahi berserakan. Air jumlahnya menipis. Bangunan mirip rumah sakit yang tak terurus.

    Bocah buta yang bersedih, tak tahu di mana rimba orang tuanya. Pelecehan seksual menimpa perempuan di sana. Suatu ketika kerusuhan pecah. Penghuni lokasi isolasi memisahkan diri menjadi dua kelompok. Satu kelompok dengan seorang pimpinan yang rakus ingin menguasai wilayah itu.

    Dia melakukan segala cara untuk mencapai tujuannya berkuasa. Si pemimpin kelompok yang buta ini kongkalikong dengan otoritas setempat. Jatah makanan hanya diperuntukkan buat penghuni yang tunduk pada perintahnya.

    Hingga suatu hari dia memaksa kelompok yang beranggotakan dokter dan sang isteri untuk menyerahkan semua barang berharga mereka agar mereka mendapatkan jatah makanan dari otoritas setempat. Syarat lainnya adalah penguni perempuan wajib memenuhi kebutuhan seksual anggota kelompok yang dipimpin si rakus tadi.

    Demi mendapatkan kebutuhan makanan, untuk tetap bisa bertahan hidup,kelompok yang ada dokter dan isteri berembug. Mereka sepakat mengirim perempuan-perempuan ke geng jahat. Perempuan-perempuan itu diperkosa secara brutal. Isteri dokter menyiapkan gunting di tubuhnya, bersiap menusuk sang pimpinan geng itu ketika dia dipaksa memenuhi kebutuhan seksual. Dia berontak.

    Baca juga : Anna Karenina dan Tolstoy yang Anarkis

    Dalam suasana yang kacau, seorang perempuan tua menghidupkan korek api. Dia membakar sel-sel isolasi tempat para lelaki memperkosa perempuan. Isteri dokter menikam si pimpinan geng.

    Jose Saramago, sastrawan Portugis memenangi Nobel Sastra tahun 1998. Dia anggota Partai Komunis Portugis yang karya-karyanya memadukan realisme magis dan politik. Saramago kerap mengkritik konservatisme dan kalangan agamawan Portugis. Gereja Katolik negara tersebut marah karena tulisannya berjudul Cain. Saramago menyebut injil sebagai buku pegangan moral yang buruk.

    Pemerintah Portugis juga mencabut novelnya “The Gospel According to Jesus Christ” dari daftar resmi calon penerima hadiah sastra.

    Blindness telah difilmkan oleh sutradara Brazil Fernando Meirelles. Julianne Moore, berperan sebagai isteri dokter dan Mark Rufallo (dokter) membintangi film tersebut.

    Saya tidak berpikir kita menjadi buta. Buta tetapi melihat, orang buta yang bisa melihat, tetapi tidak melihat—Saramago

    [Sumber tulisan ada di sini]

    Shinta Maharani, wartawan, penikmat seni dan pembaca buku yang setia. Tinggal di Jogja

    SeluangID

    SeluangID

    Related Posts

    Cara Orang Jawa Menikmati Hidup

    by SeluangID
    8 Februari 2021
    0

    Sumber foto : @klubgrathile Penulis : Fahmi Mubarok Berani Goblog pada Sabtu, 30 Januari 2021 mendiskusikan buku berjudul ngudud,...

    Buku William Faulkner. Sumber: Facebook Shinta Maharani

    Kemalangan Faulkner

    by SeluangID
    26 November 2019
    0

    Buku William Faulkner. Sumber: Facebook Shinta Maharani Artikel Shinta Maharani Seorang perempuan kesepian, sendiri bersama...

    JFK, eksperimental pop bersaudara yang siap meluncur dengan album perdana. Foto : dok.JFK

    Running Late, Karya Perdana Risakotta Bersaudara

    by SeluangID
    13 Oktober 2019
    0

    JFK, eksperimental pop bersaudara yang siap meluncur dengan album perdana. Foto : dok.JFK  Artikel : Anggitane...

    Next Post
    Sumber foto: pesona travel

    Melintasi Semesta Kecil Tongkonan

    Benny Arnas sedang menikmati suasana kota. Foto: dokumentasi pribadi

    Kamu Salah Memilih Teman Curhat, Eth!

    Eliza Marthen Kissya mengabdi untuk lingkungan di Negeri Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku. Foto: Facebook/Eliza Kissya

    Jalan Sunyi Eliza Marthen Kissya

    Discussion about this post

    Story Populer

    • Pembacaan Proklamasi kemerdekaan RI oleh Sukarno di Pegangsaan. Sumber foto: Wikipedia

      Proklamasi, Kenapa Pindah dari Ikada ke Pegangsaan?

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Coretan-coretan Sukarno pada Teks Proklamasi itu

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Telepon Nasution dan Sarwo Edhie Setelah Pranoto Dibebaskan

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Seni dan Virtual, Antara Eksperimen dan Eksplorasi

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • “Kami tak Ingin Lingkungan Ini Rusak,” kata Yanto

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Cara Orang Jawa Menikmati Hidup

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Kami Mengukur Curah Hujan untuk Menanam

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    # # #
    SeluangID

    Kami ingin menyajikan berita melalui cerita. Mimpi sederhana kami: mengisahkan kebenaran - walau itu kecil - ke banyak orang. Karena Dunia Butuh Cerita.

    • Amatan & Opini
    • Art
    • Catatan Redaksi
    • Kota Hujan
    • Landscape
    • Obituari
    • Our Story
    • Review

    Follow Us

    We’d like to hear from you!

    Hubungi Kami di : [email protected]

    Ikramina Residence Blok E No 1 RT 004/007 Desa Bojong, Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat, 16310

    • About Seluang
    • Beranda
    • Pedoman Media Siber

    © 2021 Design by Seluang Institute

    • Landscape
    • Our Story
    • Art
    • Amatan & Opini
    No Result
    View All Result

    Welcome Back!

    Login to your account below

    Forgotten Password?

    Create New Account!

    Fill the forms below to register

    All fields are required. Log In

    Retrieve your password

    Please enter your username or email address to reset your password.

    Log In