Seluang.id
  • KotaHujan
  • Editor’s Pick
  • Populer
  • About Seluang
  • Login
No Result
View All Result
  • Landscape
  • Our Story
  • Art
  • Amatan & Opini
SeluangID
  • KotaHujan
  • Editor’s Pick
  • Populer
  • About Seluang
No Result
View All Result
SeluangID
No Result
View All Result

Kembalinya Senyum Setelah Gempa

SeluangID by SeluangID
10 Oktober 2018
in Our Story
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp
Anggota tim trauma healing Sekolah Relawan saat membantu pengungsi di Kabupaten Sigi. Foto : dok. Sekolah Relawan
  • Artikel Anggitane

Sorot matanya memancarkan luka. Tak ada keriaan sebagaimana anak seusianya. Wajahnya redup, seketika senyap berbalut resah. Uraian tatapan kosong yang ditebarkan bak mewakili luluh lantaknya Kota Palu, Donggala, Sigi dan Parigi Mountong pada 28 September 2018 lalu. Peristiwa gempa yang disusul Tsunami saat itu, resmi menutup senyum utuh gadis kecil bernama Najwa.

Saat itu Najwa tengah bermain di dalam rumahnya, sesaat sebelum gempa 7,7 SR menggoncang sekeliling. Tak banyak yang diingat selain tarikan kuat kedua orangtuanya mengajak keluar dari rumah. Saat itulah ia menyaksikan bagaimana rumahnya rebah, rata dengan tanah.

Najwa memang tak merasakan Tsunami, rasa trauma yang mendalam dan ketakutan yang berkelanjutan telah menyebabkan ia kehilangan senyum dan keceriaan. Padamnya keceriaan Najwa juga memadamkan kebahagiaan orangtua dan keluarganya. Tawa canda dalam rumah, berubah sendu di hamparan tenda pengungsian.

Sabtu, 7 Oktober 2018 Tim Sekolah Relawan mendatangi Najwa di pengungsian dekat rumahnya di Dusun Pesaku, Kecamatan Dolo barat, Kabupaten Sigi. Di sana turut serta seorang ahli dari tim trauma healing bernama Pak Ima. Ia mencoba memberikan terapi Creative Trauma Cleansing (CTC) dan Emotional Freedom Technic. Metode terapi yang dilakukan secara personal. Sang terapis membantu Najwa untuk melakukan gerakan-gerakan sederhana sambil membangun sugesti positif.

Najwa yang notabene masih anak kecil awalnya sulit untuk fokus dan mendengarkan, namun lama kelamaan ia bisa mengikuti gerakan dan mau mendengarkan sugesti positif yang diberikan dengan bahasa sederhana yang mampu dipahami anak-anak.

Tak lama setelah terapi diberikan, Najwa mulai mencoba untuk kembali berbicara, setelah sekian lama diam dan murung, Najwa akhirnya berani membuka suara. Cahaya di wajah Najwa kembali terbit, senyumnya kembali muncul. Najwa mulai mekar kembali.

Bukan hanya Najwa yang didera oleh trauma dan duka berkepanjangan, ada banyak anak-anak Palu dan Donggala lainnya yang juga butuh pendampingan psikologis.

Kehadiran Pak Ima dan Tim Trauma Healing sangat dibutuhkan untuk memantik pemilihan kondisi mental dan kondisi psikologis masyarakat terdampak gempa. Utamanya pada anak dan lansia. Pendampingan teratur akan mempercepat bangunan mental mereka yang terdampak bencana.

Creative Trauma Cleansing (CTC) untuk Korban Bencana

Metode yang dilakukan Pak Ima adalah salah satu cara dari sekian banyak metode yang layak diterapkan. Teknik sederhana dan menyentuh emosi, semacam emotion healing.

Dari sini saya tak hendak mengunggulkan bahwa metode ini yang terbaik. Semua juga paham bahwa kunci trauma healing adalah pendampingan. Ada tahapan yang harus dilakukan agar dapat membangun kembali mental para korban.

Pemulihan trauma bukanlah hal yang instan, perlu waktu yang realistis berikut sumber daya manusia lainnya. Ada keterlibatan fasilitator seperti psikolog, pekerja kreatif, pekerja sosial, relawan dan lainnya yang profesional dan memadai.

Kita juga paham bahwa satu atau dua penanganan psikologis yang selesai dilakukan,  tak serta merta semuanya telah berakhir. Proses monitoring dan evaluasi juga masih perlu dikerjakan agar program pemulihan trauma dapat mencapai hasil yang signifikan.

Pemulihan trauma berarti mengatasi rasa bersalah, kecemasan, ketakutan dan menyediakan mekanisme coping (penyelesaian) terhadap pikiran dan perasaan negatif yang muncul.

Terhadap anak-anak, misalnya, program trauma healing dapat dilakukan dengan membangun kelompok minat seperti bermain, belajar, membaca buku, kegiatan kesenian hingga keagamaan. Trauma healing yang diberikan pada anak-anak bertujuan agar mereka mampu melupakan kejadian-kejadian yang terjadi pada masa lampau, sehingga membuat mereka lebih siap apabila bencana datang kembali.

Pelayanan kesehatan & Trauma healing oleh relawan di Kampung KB Labuan Panimba & Labuan Induk, Kabupaten, Donggala. Foto : IG @bkkbnofficial

Di sini saya hanya hendak berujar bahwa CTC sedikit diantaranya saja. Seperti halnya kutipan dari laman terapictc.com, CTC mendasarkan keyakinan bahwa pikiran dan tubuh berada dalam satu sistem yang saling mempengaruhi. Pikiran/emosi yang berubah akan mempengaruhi tubuh/fisik.

Dari sinilah dugaan apa yang terjadi pada Najwa dan ribuan korban gempa di Sulawesi Tengah. Gempuran emosi sebagai korban meluluhkan fisik dan kemampuan.

Berhadapan dengan 1.948 korban meninggal di Sulawesi Tengah bukan perkara mudah. Banyak diantaranya merupakan ayah, ibu, istri, suami, anak dan kerabat.

1.948 memang hitung-hitungan angka Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Itupun untuk yang ditemukan. Setelah 14 hari atau jika dirunut menurut kalender, per 11 Oktober 2018 nanti BNPB akan menghentikan status tanggap darurat Palu-Donggala, Sulawesi Tengah. Artinya diluar angka 1.948 korban akan dianggap hilang.

Kenyataan yang cepat atau lambat akan dihadapi para korban selamat dan terluka lainnya. Itulah kenapa mereka perlu percepatan penguatan, agar bisa bangkit sesegera mungkin.

Teknik CTC mengidentifikasi jika ada masalah pada fisik kita, maka hal yang perlu dilakukan untuk mengubahnya adalah dengan mengubah pikiran/emosi. Demikian juga ketika ada masalah dengan emosi, maka yang perlu dilakukan adalah memberikan stimulus pada fisik.

Sederhananya teknik CTC dilakukan hanya dengan memberikan stimulus pada emosi dan fisik untuk  mendatangkan rasa sembuh dan pulih dengan cepat dan efektif.

Paling tidak teknik ini telah digunakan Pak Ima untuk membantu mengembalikan senyum Najwa kepada keluarganya. Sedikit memang, tapi itu lebih baik daripada tak berlaku apa-apa.

Ditulis dan diolah dari artikel sekolahrelawan.com, terapictc.com dan tulisan Jessyka Malau di Kompasiana.

Anggitane, cyclist, citizen journalist dan pemulung sampah Ciliwung di Bogor. Menulis musik aktif untuk hujanmusik.id.

SeluangID

SeluangID

Related Posts

Catatan dari Lokasi Banjir di Pamanukan

by SeluangID
11 Februari 2021
0

Banjir di Pamanukan. Foto: Bayu Gawtama / Sekolah Relawan Penulis : Bayu Gawtama Ini memang harus dituliskan agar masyarakat...

Chanee Kalaweit dan Kisah Pelestarian Satwa Liar

by SeluangID
22 Januari 2021
0

Chanee Kalaweit mendedikasikan hidupnya untuk kelestarian Owa. Sumber Foto : greeners.co Penulis : Linda Christanty Andaikata saya kembali ke...

Kado 2021 Jokowi untuk Masyarakat Adat

by SeluangID
9 Januari 2021
0

Acara penyerahan SK Pengelolaan Hutan Adat, Perhutanan Sosial dan TORA di Istana Negara, Kamis, 7 Januari 2021. Foto: BPMI...

Next Post
Aida Fitra Halawa, memilih membantu orangtua dengan bekerja di tambang batu di Desa Hilionaha, Kecamatan Telukdalam, Nias Selatan.  Foto: Dony P. Herwanto

Tak Seharusnya Kamu di Tambang itu, Aida

Potensi gambut di Kalimantan Tengah yang harus bisa dimanfaatkan sebaik mungkin. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

Menakar Rawang Sebagai Daratan atau Lautan

Angsa & Serigala. Lewat 7 tahun mereka merilis album kedua. Foto : dok. Angsa & Serigala

Ruang Waktu, Pop Kedua Kawanan Angsa & Serigala

Discussion about this post

Story Populer

  • Pembacaan Proklamasi kemerdekaan RI oleh Sukarno di Pegangsaan. Sumber foto: Wikipedia

    Proklamasi, Kenapa Pindah dari Ikada ke Pegangsaan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Coretan-coretan Sukarno pada Teks Proklamasi itu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Seni Tradisi dan Adaptasi Semasa Pandemi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Banjir di Jantung Kalimantan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Amirah Telah Pergi Selamanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membincang Hegemoni dalam Reformasi Dikorupsi Bersama Peramu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Seni dan Virtual, Antara Eksperimen dan Eksplorasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
# # #
SeluangID

Kami ingin menyajikan berita melalui cerita. Mimpi sederhana kami: mengisahkan kebenaran - walau itu kecil - ke banyak orang. Karena Dunia Butuh Cerita.

  • Amatan & Opini
  • Art
  • Catatan Redaksi
  • Kota Hujan
  • Landscape
  • Obituari
  • Our Story
  • Review

Follow Us

We’d like to hear from you!

Hubungi Kami di : [email protected]

Ikramina Residence Blok E No 1 RT 004/007 Desa Bojong, Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat, 16310

  • About Seluang
  • Beranda
  • Pedoman Media Siber

© 2021 Design by Seluang Institute

  • Landscape
  • Our Story
  • Art
  • Amatan & Opini
No Result
View All Result

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In