Seluang.id
  • KotaHujan
  • Editor’s Pick
  • Populer
  • About Seluang
  • Login
No Result
View All Result
  • Landscape
  • Our Story
  • Art
  • Amatan & Opini
SeluangID
  • KotaHujan
  • Editor’s Pick
  • Populer
  • About Seluang
No Result
View All Result
SeluangID
No Result
View All Result

“Lanang Kami tak Perlu Merantau”

SeluangID by SeluangID
30 April 2019
in Landscape
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp
Perempuan Semende berjalan melintasi jembatan. Nopri Ismi/Mongabay Indonesia
  • Artikel Taufik Wijaya
  • Masyarakat Semende menganut tradisi matrilineal, yang disebut “tunggu tubang”. Anak perempuan tertua menjadi pewaris tunggal harta keluarga. Secara adat maka rumah, sawah, tebat (kolam ikan) dan aset keluarga, tidak boleh diperjualbelikan.

    Namun sebagian pihak menuding, tradisi ini turut mendorong munculnya perambahan dan pembukaan kebun kopi di sejumlah kawasan hutan di Bukitbarisan oleh pria Semende. Benarkah?

    “[Sebenarnya bukan karena faktor adat budaya] tapi lebih ke faktor ekonomi,” jelas Tasriani, petani perempuan dari Desa Muara Danau.

    Desa ini berpenduduk sekitar 550 jiwa yang sebagian besar warganya bertani dan berkebun kopi.

    “Tidak banyak istri atau ibu yang senang suami atau anaknya merantau atau pergi buka kebun di BukitBarisan. Berbahaya, juga tidak selalu berhasil,” lanjutnya.

    Baca juga : Kisah Suku Basemah Jaga Hutan Adat

    Faktor ekonomi yang dia maksud adalah hasil kebun dan sawah yang tidak lagi mencukupi. Biaya hidup tambah hari tambah bertambah. Katanya, kebutuhan itu mencakup mulai dari biaya listrik, BBM, pendidikan anak hingga konsumsi harian.

    Tasriani menepis, jika tradisi tunggu tubang berarti semua harta warisan dikuasai sepihak oleh anak perempuan tertua. Anggota keluarga lain boleh mengelola aset yang ada. Pewarislah yang mengatur agar harta warisan tidak dijual, atau diubah menjadi kegunaan lain.

    “Itu yang membuat perempuan memiliki tanggung jawab besar atas kehidupan keluarga,” ucapnya.

    Tasriani aktif di Kelompok Tani Tebat Mampur, ia juga menjadi pengajar PAUD untuk anak-anak. Atas keaktifannya, dia pernah difasilitasi untuk ikut sebuah kunjungan belajar ke Vietnam untuk belajar handling produk perkebunan kopi rakyat.

    Dalam buku Etnoekologi Komunikasi, Orang Semende Memandang Alam, Yenrizal Tarmizi penulisnya, menyebut tradisi tunggu tubang adalah simbol ketahanan pangan dan lingkungan.

    Tunggu tubang dapat dimaknai sebagai penjaga kelestarian alam. Perempuan yang pegang kendali atas sawah, rumah dan tebat, agar tidak diperjualbelikan. Harapannya, lewat tangan perempuan hasil pangan bakal terjamin dan lingkungan alam pun dapat terjaga.

    Dengan demikian, perempuan tidak hanya mengerjakan aspek domestik rumah tangga. Mereka pun turut turun bersawah dan berkebun kopi bersama laki-laki.

    Baca juga : Berebut Lahan di Hutan Larangan

    Dampak Hutan Desa

    Sejak 2014, Pemerintah menetapkan Hutan Desa Muara Danau lewat SK Menteri Kehutanan No.622/Menhut-II/2014. Hal ini amat jelas membuat senang para istri dan ibu di desa.

    “Sejak dua tahun terakhir tak ada lagi laki-laki yang membuka hutan di Bukitbarisan. Semua kerja di perhutanan sosial. [Bisa hasil] asal kita rawat dengan benar,” ucap Tasriani.

    Model hutan desa sendiri mengizinkan warga untuk memadukan antara tegakan kayu hutan dengan tanaman produktif warga seperti kopi. Mereka pun menanami tanaman buah seperti durian dan petai.

    Dampaknya laki-laki pun jadi tidak perlu merantau. Walhasil, pekerjaan berkebun dan bersawah dapat dilakukan oleh laki-laki. Beban pekerjaan perempuan menjadi sedikit berkurang.

    “Senang nian setelah adanya hutan desa, lanang (laki-laki) sudah jarang merantau ke tempat lain, mereka mengurus kebun dan sawah saja di sini. Beban kami jadi berkurang,” tutur Nuraini, petani perempuan di Desa Muara Danau.

    “Saya setuju hutan desa. Kaum laki-laki tidak lagi merambah hutan di tempat lain buat berkebun kopi,” lanjutnya.

    Baca juga : Merawat Hutan Adat, Menjaga Martabat

    Memajukan Ekonomi Perempuan

    Untuk mendorong lebih lanjut ekonomi warga dan perempuan, Tasriani menyebut banyak hasil pertanian dan perkebunan yang dapat dikembangkan ke depan.

    “Di sini banyak buah durian, tapi baru dijual buahnya. Padahal bisa ada nilai tambah kalau dijual sebagai tempoyak (daging buah durian yang difermentasi) atau lempok, atau dodol buah durian. Buah durian Semende sangat enak dan sangat dikenal,” katanya.

    “Perempuan di sini baru buat tempoyak atau lempok untuk konsumsi keluarga. Belum dijual. Mereka tidak tahu bagaimana pemasaran dan pengemasannya.”

    Juga Desa Muara Danau tuturnya bagus untuk usaha perikanan darat. Namun belum berkembang, karena belum tahu pemasaran dan cara buatnya.

    “Karena sulit dijual akhirnya dimakan sendiri atau dibagikan kepada keluarga. Padahal ikan dapat dijadikan ikan sale atau ikan asap. Tapi kami belum paham membuat ikan sale.”

    Dari potensi tersebut, dia berharap adanya pelatihan dan bantuan teknologi sederhana dalam pengemasan produk tempoyak, lempok maupun ikan sale atau asap. Baik dari pemerintah maupun lembaga yang peduli dengan nasib petani.

    “Kalau ada ilmunya (pengetahuan), dan tahu pasar, percayalah perempuan di sini akan bekerja secara baik dan produktif,” timpal Nuraini.

    [penulis adalah kontributor Mongabay Indonesia di Palembang]

    Artikel ““Lanang Kami tak Perlu Merantau”” merupakan konten kolaborasi dengan Mongabay Indonesia. Konten serupa bisa dilihat di sini

    SeluangID

    SeluangID

    Related Posts

    637.624 Hektare Kawasan Mangrove Kritis

    by SeluangID
    12 Februari 2021
    0

    Salah satu hutan mangrove di pesisir utara Cirebon. Foto : Dony P. Herwanto (2019) Penulis : Dony P. Herwanto...

    Kondisi banjir di Dayeuh Kolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada awal Februari 2020.
Foto: Donny Iqbal/Mongabay

    Dan Kita yang Lambat Tangani Banjir

    by SeluangID
    24 Februari 2020
    0

    Kondisi banjir di Dayeuh Kolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada awal Februari 2020. Foto: Donny Iqbal/Mongabay Penulis : Donny...

    Ilustrasi. Masyarakat Kasepuhan Karang, Kabupaten Lebak, Banten dengan latar bangunan rumah adat berbahan kayu dan beratap injuk. Foto : Donny Iqbal/Mongabay Indonesia

    Mitigasi Bencana di Kampung Cikondang

    by SeluangID
    27 Januari 2020
    0

    Ilustrasi. Masyarakat Kasepuhan Karang, Kabupaten Lebak, Banten dengan latar bangunan rumah adat berbahan kayu dan beratap injuk. Foto :...

    Next Post
    Benny Arnas menikmati suasana Villach di pagi menjelang siang. Sumber Foto: dokumentasi pribadi

    Tidak ada "Kejutan" di Silence Apartment

    Gunung Anak Krakatau yang samar-samar menyerupai piramida di tengah laut. Sumber foto: Dokumentasi pribadi

    Cerita Kecil dari Halaman Depan Krakatau

    Perempuan Menuntut Pemerintah untuk Menghentikan Eksploitasi Sumber Daya Alam oleh Korporasi. Sumber foto: Solidaritas Perempuan

    Lindungi Hak dan Kearifan Perempuan Atas Sumber Daya Alam

    Discussion about this post

    Story Populer

    • Pembacaan Proklamasi kemerdekaan RI oleh Sukarno di Pegangsaan. Sumber foto: Wikipedia

      Proklamasi, Kenapa Pindah dari Ikada ke Pegangsaan?

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Coretan-coretan Sukarno pada Teks Proklamasi itu

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Seni dan Virtual, Antara Eksperimen dan Eksplorasi

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • “Kami tak Ingin Lingkungan Ini Rusak,” kata Yanto

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Banjir di Jantung Kalimantan

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Telepon Nasution dan Sarwo Edhie Setelah Pranoto Dibebaskan

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Menanam Kebaikan, Tumbuh Kebaikan

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    # # #
    SeluangID

    Kami ingin menyajikan berita melalui cerita. Mimpi sederhana kami: mengisahkan kebenaran - walau itu kecil - ke banyak orang. Karena Dunia Butuh Cerita.

    • Amatan & Opini
    • Art
    • Catatan Redaksi
    • Kota Hujan
    • Landscape
    • Obituari
    • Our Story
    • Review

    Follow Us

    We’d like to hear from you!

    Hubungi Kami di : [email protected]

    Ikramina Residence Blok E No 1 RT 004/007 Desa Bojong, Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat, 16310

    • About Seluang
    • Beranda
    • Pedoman Media Siber

    © 2021 Design by Seluang Institute

    • Landscape
    • Our Story
    • Art
    • Amatan & Opini
    No Result
    View All Result

    Welcome Back!

    Login to your account below

    Forgotten Password?

    Create New Account!

    Fill the forms below to register

    All fields are required. Log In

    Retrieve your password

    Please enter your username or email address to reset your password.

    Log In