
- Artikel : Anggitane
Laiknya gelombang Pantai Selatan Pulau Jawa dan pesisir lintas barat Sumatra, hempasan Electronic Dance Music (EDM) tak jera berkelana. Limpasannya menjangkau peminat musik yang lebih luas.
Dari satu-dua-tiga nama, barisan penggiat dan penikmat panggungnya telah berkembang lebih banyak, seiring dengan kemunculan rilisan EDM yang beragam sejak 2016.
Pun demikian halnya dengan trio EDM asal Jakarta berlabel WTF PROJECT yang baru-baru ini meluncurkan mini album dengan nafas positivisme.
Karya menjadi barang bukti formula racikan Wicky Adrian (vokal dan pencipta lagu), Tian (gitaris dan sound engineer), dan Fire (Rapper dan Beatboxer). Percampuran EDM, rap dan pop diuji dalam sebuah album bertajuk “Rocket”.
Baca juga: Ruang Waktu Pop Kedua Kawanan Angsa dan Serigala
Entah ada rujukan dengan proyek antariksa atau tidak, tampaknya WTF PROJECT berniat melesatkan albumnya untuk dinikmati penikmat musik dalam dan luar negeri.
Paling tidak itu yang tercermin dalam single “Bebas” dan “Rocket” sebagai referensi. Simpel dan mudah diikuti ketukan iramanya. Bahkan pengetahuan minim saya soal EDM justru menuliskan kalimat awam sebagai pop.
Namun sedikit usaha ke dalam, saya mulai mendapati dopamin dalam tubuh tengah bereaksi secara halus.
“Optimisme dalam hidup itu penting banget! Apalagi jika hanya itu yang Kita punya,” jelas Wicky Adrian, vokalis WTF PROJECT.
Baca juga: Alter Ego Seorang DJ dalam Kemasan Indie Dance
Demikianlah, beat “Rocket” yang konsisten dan tak mudah mengumbar tempo cepat justru menjadi kontra imajinasi dalam benak yang saya miliki.
Selain “Rocket”, WTF PROJECT juga menawarkan petualangan gendang telinga dengan 3 track lain yang memiliki tema berlainan.
Single “Bebas” dipilih sebagai dalih pembuka yang mengajak penikmat musik untuk santai sejenak, membebaskan diri dan pikiran dari berbagai beban pekerjaan dan hidup.
Selanjutnya ada “Juara” yang mengekspresikan nasionalisme WTF PROJECT sebagai anak bangsa, untuk berkontribusi kepada negeri melalui karya nyata.
Setelahnya, track berjudul “Brave” dipilih sebagai lagu penutup. Karya penting yang berisi pesan anti-bullying, sebagaimana pesan yang terus dibawa WTF PROJECT sejak kali pertama terbentuk hingga saat ini.
Baca juga: Kami Terjepit dan Kami Harus Melawan
Ya, mereka acapkali berkampanye melalui media sosial dengan tagar #MUSICFORANTIBULLYING.
“Kita bisa stop bullying barengan. Lewat musik, kami coba sebarkan semangat bangkit dari bullying,” beber Tian sang gitaris.
Secara resmi, mini album “Rocket” diluncurkan secara digital pada 18 Oktober 2018. Sejak saat itu koleksi karya perdana WTF PROJECT telah tersedia di berbagai platform layanan musik streaming seperti Spotify, Deezer, iTunes, dan lainnya.
[penulis adalah petani serabutan dan berdagang di @tanigadungan]
Artikel “Lintasan Konstan Mini Album Perdana WTF Project” merupakan konten kolaborasi dengan HujanMusik!. Konten serupa bisa dilihat di sini
Discussion about this post