
Gigih dan berani dalam gerakan pengendalian rokok serta kepemimpinannya melawan industri rokok, Lisda Sundari berhasil mendapat penghargaan Judy Wilkenfeld 2019.
Penghargaan ini diserahkan oleh Campign for Tobacco-Free Kids dalam acara gala tahunan yang digelar di Washington,D.C, 23 Mei 2019.
Penghargaan Wilkenfeld merupakan penghormatan atas jasa mendiang Judy Wilkenfeld, pendiri program Internasional Tobacco-Free Kids.
Wilkenfeld adalah seorang pemimpin yang tak kenal lelah dalam upaya mengurangi konsumsi rokok mengacu pada Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau (FCTC).
FCTC adalah sebuah perjanjian internasional yang diinisiasi anggota Badan Kesehatan Dunia.
Perjanjian ini mengikat negara-negara untuk mengambil tindakan tegas guna mengurangi konsumsi rokok.
Penghargaan ini diberikan setiap tahun kepada pegiat pengendalian tembakau internasional yang telah memberikan kontribusi luar biasa untuk mengurangi konsumsi rokok di negara berpenghasilan rendah dan menengah, yang menginspirasi banyak orang untuk melakukan hal yang sama dalam semangat yang diteladankan oleh Wilkenfeld.
Lisda Sundari adalah ketua dan pendiri Yayasan Lentera Anak di Indonesia, organisasi yang didedikasikan untuk melindungi hak-hak anak Indonesia, termasuk hak atas kesehatan.
Lisda Sundari telah berjuang tanpa lelah untuk melindungi anak-anak Indonesia dari jeratan perusahaan rokok dengan mendorong pemerintah untuk memberlakukan kebijakan bebas asap rokok dan melarang iklan, promosi dan sponsor rokok.
Aktivisme Lisda Sundari berpusat pada keyakinan akan kekuatan suara anak. Sejak tahun 2013, ia telah membangun dan memperkuat suara anak untuk pengendalian tembakau melalui Gerakan Muda FCTC.
Forum ini sekarang tersebar di 20 kota, menjangkau lebih dari 50.000 siswa dan telah mengirimkan lebih dari 11.000 surat kepada presiden Indonesia guna menyepakati FCTC.
“Perusahaan rokok menargetkan anak untuk menggantikan perokok yang meninggal akibat penyakit yang disebabkan dari konsumsi rokok”, kata Lisda Sundari.
“Kita memiliki tugas untuk memberi tahu anak-anak bahwa mereka menjadi sasaran industri rokok dan mendorong mereka untuk melawan. Melalui suara anak, kita bisa mengubah dunia,” imbuhnya.
Pada tahun 2015, Lisda Sundari memimpin upaya Yayasan Lentera Anak mendokumentasikan bagaimana perusahaan rokok mengepung sekolah di Indonesia dengan iklan, pajangan dan spanduk rokok.
Upayanya? meluncurkan gerakan akar rumput yang mendorong 90 sekolah dan 2.000 siswa di lima kota untuk menurunkan iklan dan mengecam industri rokok yang menargetkan anak.
Upaya ini berkontribusi terhadap larangan iklan rokok di Ibu Kota Jakarta dan banyak kota lain di Indonesia yang telah menjadi contoh kampanye efektif bagi pegiat pengendalian tembakau di seluruh dunia.
Kampanye yang dipelopori oleh Lisda Sundari, yang diberi nama “Digdaya Industri Rokok Menjerat Anak”, dan program ini telah direplikasi di lebih dari 24 negara.
Lisda Sundari terus memimpin perlawanan terhadap perusahaan rokok di Indonesia, dan baru-baru ini mengekspos salah satu turnamen bulu tangkis junior nasional yang memperbolehkan perusahaan rokok untuk menarget anak-anak melalui iklan dan sponsor.
Melalui kerja sama erat dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, ia juga melakukan advokasi kota bebas asap rokok dan larangan iklan, promosi dan sponsor tembakau sebagai bagian dari kriteria untuk Kota Layak Anak.
Sejauh ini, 389 dari 550 kota dan kabupaten di Indonesia telah berkomitmen demi tujuan ini.
“Campaign for Tobacco-Free Kids dengan bangga memberikan penghargaan kepada Lisda Sundari atas kepemimpinannya yang berani, tak kenal lelah dan luar biasa dalam bekerja untuk mengurangi konsumsi rokok dan menyelamatkan hidup anak”, kata Matthew L. Myers, Ketua Campaign for Tobacco-Free Kids seperti yang tertulis dalam rilis yang diterima redaksi seluang.id.
Menurut Matthew, Indonesia secara historis telah menjadi tempat mendulang keuntungan bagi perusahaan rokok, tetapi kepemimpinan Lisda mengubah dinamika ini untuk melindungi generasi mendatang.
“Kepemimpinan Lisda yang tanpa rasa takut membuktikan bahwa generasi bebas rokok di Indonesia dan di seluruh dunia dapat terwujud,” ucapnya.
Dari data yang ada, secara global, rokok membunuh tujuh juta orang setiap tahun dan diperkirakan akan membunuh satu miliar orang pada abad ini kecuali pemerintah mengambil tindakan efektif sekarang untuk mengurangi konsumsi rokok.
[Tulisan diolah dari rilis Tobacco-Free Kids]
[Terjadi kesalahan pemasangan foto pada tulisan ini sebelumnya. Foto semula yang kami kira Ibu Lisda Sundari ternyata salah. Foto itu adalah salah satu pekerja di Yayasan Lentera Anak. Dengan perubahan foto ini, kami mengucapkan terimakasih kepada Yayasan Lentera Anak yang sudah mengoreksi kesalahan kami]
Dony P. Herwanto, documentary maker, peminum kopi yang setia dan pembaca buku. Menulis untuk menjaga kewarasan dan ingatan.
Discussion about this post