
-
- Artikel Nadyne_Iva
Kamakura dan Enoshima yang berada di Pantai Shonan ini masih berlokasi di Perfektur Kanagawa dan hanya memiliki waktu tempuh 1 jam dari Tokyo. Kalau kamu penggemar Shoujo Manga zaman old pasti sering melihat tempat ini menjadi tempat kencan popular para muda-mudi Tokyo karena ternyata memang asik sekali tempatnya. Mulai dari pantai, pulau, café, bangunan bersejarah dan bukit bisa kita nikmati. Menurut saya, waktu yang tepat ke sana yaitu pas summer, karena di pantai. Tapi pada musim lainnya pun area ini tak kalah magisnya.
Ketika membaca manga dan menonton dorama, saya suka sekali melihat latarnya, ada yang naik kereta dengan jalur pinggir pantai. Sebagai pecinta transportasi kereta, saya pun riset ternyata lokasinya di Kamakura Enoshima dengan Kereta Enoden Line.
Pada saat explore Kamakura dan sekitarnya, saya solo traveling karena teman saya sedang asyik belanja di Gotemba. Dan ternyata seru juga solo traveling di sini. Kota Kamakura mempunyai sejarah yang sangat tua dan panjang. Berawal dari Minamoto No Yoritomo yang mendirikan Keshogunan militer yang berdiri selama 148 tahun sejak 1185 – 1333.
Kota yang memiliki sejarah panjang ini hingga kini masih terasa magisnya. Tiap sudut seperti meninggalkan jejak peradaban. Menyusuri jalan dari Stasiun Kamakura ke Kuil Shinto utama yakni Tsurugaoka Hachimangu kita bisa melihat aneka bangunan dengan arsitektur kuno Jepang.

Karena pada saat itu sudah late autumn dan mendung serta angin laut yang kencang, saya tak tahan untuk tidak mampir ke sebuah coffee shop pinggir jalan yang bernama Verve. Setelah menghangatkan diri barulah saya melanjutkan sightseeing kota tersebut.
Di Hachimangu, sedang banyak school trip mulai dari SD sampai SMA, banyak sekali muda-mudi di sana. Yang menarik ada beberapa kelompok anak SD kelas 5 atau 6 yang sedang praktik menjadi tour guide. Mereka secara bergantian menawarkan kepada para turis (kebanyakan minta ke orang tua) jasa guide mereka.
Saya walau tak mengerti bahasa Jepang terkagum-kagum dengan kepercayaan diri yang lugas ketika anak-anak tersebut presentasi sambil membawa map yang berisi gambar dan denah kuil. Sayang sekali, saya tidak diperbolehkan memotret atau merekam mereka.
Karena berniat untuk ke Enoshima, maka dari Hachimangu saya kembali ke Stasiun Kamakura dengan melewati Kamakura Komachi-dori street, yakni shopping street Kamakura. Sepanjang jalan, kiri kanan diisi 200 lebih toko, restoran, fancy coffee shop, Japanesse style sweet cafes, souvenir shop dan masih banyak lagi tentunya.
Di sini saya mencoba jajanan es krim yang terkenal yaitu matcha ice cream yang pahitnya ada level-levelnya. Suka sekali dengan suvenir-suvenir yang dijual. Dan ada Kopi Kamakura (tulisannya Roasted in Kamakura), packagingnya apik banget. Saya tanyakan kepada penjualnya, dari mana biji kopinya berasal dan dijawab dengan ramah dan bangga dari Guatemala dan Indonesia. Wow memang biji kopi kita ini terkenal enaknya.

Walau di sepanjang jalan ini banyak toko, kita akan sulit mencari tempat sampah, namun yang bikin kagum adalah tetap saja bersih walau orangnya banyak. Di Jepang, sampah itu adalah tanggung jawab tiap pribadi. Kalau kamu nyampah, ya keep for yourself lalu buang nanti ketika menemukan tempat sampah. Beberapa kali saya membawa pulang sampah dari jalan-jalan. Jadi selalu sediakan tempat sampah di tas ya kalau jalan-jalan ke Jepang.
Menuju Enoshima, saya membeli Enoden Pass untuk naik Enoden Line. Kereta ini melintasi daerah pemukiman Kamakura yang terasa ‘ancient’ bercampur dengan cantiknya beberapa summer house atau fancy coffee shop yang bergaya Perancis. Tapi pas lihat harga pastrynya saya hanya tersenyum saja, lumayan juga buat kantong backpacker ala-ala seperti saya.
Menyusuri Pantai Shonan dengan Enoden Line ini asyik sekali, pikiran saya melayang membayangkan summer, pasti seru lihat laut biru. Untuk ke Pulau Enoshima, kita harus jalan kaki menyebrang terowongan dan jembatan. Begitu masuk ke area pulau akan terlihat pertokoan dengan tangga yang menuju puncak tebing di pulau.
Berhubung saya malas dan lelah sekali berjalan, maka saya rela membayar untuk naik escalator hehehe. Di puncaknya kita bisa melihat pemandangan Teluk Tokyo dan kalau cerah bisa terlihat Mt Fuji juga. Di Enoshima juga ada kuil yang terkenal mengikat cinta, makanya banyak pasangan yang datang ke sini namun ketika saya ke sana kuilnya sedang dipugar. Lagian saya datang sendiri, untuk apa ke sana? – baper-

Yang menarik perhatian saya selama menyusuri Pantai Shonan adalah kita akan melihat banyak petunjuk keselamatan apabila terjadi tsunami. Memang Jepang terkenal dengan mitigasi bencananya, dan ketika di sana saya jadi belajar bagaimana mitigasi itu diterapkan di tengah masyarakat.
Setting Kamakura selalu identik dengan musim panas dengan Pantai Shonannya seperti di Dorama A Girl and 3 Sweethearts yang sukses membuat saya baper ingin comeback ke sini lagi. Tapi berkunjung ketika autumn, kamu jadi bisa merasakan magisnya ancient old city ini dengan udara dingin yang menusuk dipadukan warna daun keemasan yang berjatuhan dan temaram lampu dari dalam toko dengan semerbak harum seduhan brew coffee. Paripurna nikmatnya.
NB: Tulisan serupa, bisa dijumpai di Sini
Nadyne_Iva, travel enthusiast, Commuter Depok-Jakarta-Depok, Jack of All Trades, alias banyak maunya.
Discussion about this post