Seluang.id
  • KotaHujan
  • Editor’s Pick
  • Populer
  • About Seluang
  • Login
No Result
View All Result
  • Landscape
  • Our Story
  • Art
  • Amatan & Opini
SeluangID
  • KotaHujan
  • Editor’s Pick
  • Populer
  • About Seluang
No Result
View All Result
SeluangID
No Result
View All Result

Manggala Agni dan Kisah-kisah Kecil Lainnya

SeluangID by SeluangID
6 November 2018
in Our Story
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp
Kebakaran hutan dan lahan di Sulawesi Tenggara. Foto: Kamarudin/ Mongabay Indonesia
  • Artikel Kamarudin

Sabtu pagi, matahari masih malu-malu menampakkan cahaya. Suasana begitu sejuk saat saya berada di Kantor Manggala Agni Danops Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra), Sabtu (27/10/18).

Kantor ini merupakan instansi vertikal pemerintah di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) yang bertugas mencegah dan mengendalikan kebakaran hutan dan lahan di Bumi Anoa.

Tampak beberapa anggota Manggala Agni sibuk menyiapkan kendaraan dinas. Ada yang memanaskan mesin kendaraan, ada pula yang membersihkan kantor dan merapikan beberapa peralatan kerja.

Di sudut kantor, salah seorang anggota menyiapkan kendaraan dengan tampilan tak biasa. Kendaraan dimodifikasi sedemikian rupa persis mobil penumpang. Di tengah modil ada meja panjang dan bagian depan terdapat rak buku dan papan tulis.

Tepat pukul 06.00, kendaraan keluar dari Kantor Manggala Agni. Mobil ini kemudian dipakai berkeliling sepanjang jalan poros yang menyambungkan Kabupaten Konsel dan Bombana. Di beberapa pinggiran jalan sudah banyak anak sekolah menunggu.

Tampak wajah riang gembira anak-anak sekolah dasar ini naik ke mobil. Mereka berbondong-bondong sambil terkekeh kala dijemput dan diantar ke sekolah.

Anak-anak berangkat sekolah dengan kendaraan antar jemput dari Manggala Agni. Foto: Kamarudin/ Mongabay Indonesia

Sekitar satu jam menjalankan, kendaraan ini kembali masuk garasi Manggala Agni.

Penasaran soal ini saya pun menanyakan kepada Yanuar Fanca Kesuma, Kepala Satgas Manggala Agni Daops Tinanggea.

Dengan bersemangat dia cerita kalau nama kendaraan itu Kendaraan Giat Belajar. Ia disiapkan khusus mengantar dan menjemput anak-anak sekolah dasar di Kecamatan Tinanggea, setiap hari.

Fanca mengatakan, kendaraan ini bentuk kepedulian Manggala Agni terhadap dunia pendidikan di Konsel.

Dalam mobil, katanya dibekali papan tulis untuk mengajar siswa dan siswi soal lingkungan dan betapa penting menjaga hutan.

Para petugas Manggala Agni juga tak jarang bertindak seperti guru taman kanak-kanak. Kala suntuk dan jenuh belajar, anak-anak sekolah dibimbing bernyanyi.

Kendaraan ini beroperasi tiga kali sehari. Pagi hari, jadwal khusus mengantar anak-anak ke sekolah, siang untuk menjemput. Pada setiap momen itu, mereka selipkan beragam kegiatan baik belajar soal lingkungan dan bernyanyi.

Kebakaran Hutan Turun

Fanca cerita, di Kecamatan Tinanggea, berdampingan langsung dengan Taman Nasional Rawa Aopa (TNRAW), wilayah dengan padang savana.

Sejauh mata memandang, savana membentang beragam satwa liar. Kondisi savanna kering, kawasan ini kerap ada titik api. Penyebab kebakaran antara lain masyarakat membuka lahan.

Dulu, setiap kali akan memasuki musim tanam, langit di sejumlah wilayah di Konawe Selatan dan Bombana penuh kabut asap sebagai tanda ratusan bahkan ribuan hektar lahan hutan terbakar. Ada puluhan hingga ratusan titik api setiap tahun sari sana.

Kebakaran hutan dan lahan di Sulawesi Tenggara. Foto: Kamarudin/ Mongabay Indonesia

“Malah, hampir setiap pekan, ada kebakaran meskipun skala kecil,” katanya.

Kebakaran berulang menyebabkan satwa makin langka di sini. Rusa dan anoa nyaris tak terlihat lagi. “Satwa hampir tiap saat kami temukan mati terbakar. Data kami belum rekap semua,” katanya.

Mereka berupaya memberikan sosialisasi dan penyadartahuan kepada warga. Hasilnya, tak terlalu efektif. Masih banyak titik api.

Sejak akhir 2017, kondisi perlahan berubah. Sebuah kelompok kecil yang rela bekerja sosial demi mengurangi kebakaran hutan mengubah keadaan. Fanca dan beberapa petugas memberikan penyadartahuan, dengan cara lain yakni mendekati warga melalui anak-anak mereka.

Caranya, dengan mengantar dan menjemput anak-anak ke sekolah dan memberikan mereka ilmu menjaga hutan dan lingkungan. Muncullah, kendaraan giat belajar ini.

Mengapa kendaraan untuk anak sekolah? Fanca dan petugas Manggala Agni mengamati, anak-anak petani padi di sekitar kawasan ini pulang pergi sekolah berjalan kaki.

Merekapun berupaya mendekati dan berikan penyadartahuan kepada masyarakat untuk menjaga hutan melalui anak-anak ini.

“Kami nilai kalau orangtua susah didekati, yah dekati anaknya,” katanya.

Dari agenda tiap hari itu, pelahan kebakaran hutan berkurang. “Kami juga melatih mereka memperkenalkan bahaya-bahaya jika melakukan kebakaran hutan,” kata Fanca.

Tim Manggala Agni, katanya, kerap menceritakan tentang bahaya kebakaran hutan, manfaat dan cara menyelamatkan ekosistem hutan. Cerita ini, mereka lakukan berulang-ulang dan jadi bahan obrolan di atas mobil.

Kendaraan yang dimodifikasi untuk jadi angkutan antar jemput dan sarana belajar lingkungan dan hutan anak-anak sekitar. Foto: Kamarudin/Mongabay Indonesia

“Ilmu yang mereka dapatkan ternyata pengaruhnya sampai kepada orangtuanya.”

Kebakaran hutan dan lahan di Sulawesi Tenggara, sendiri, katanya, sepanjang 2017-2018, seluas 2.000 hektar. Terbesar, di Konawe Selatan, mengikut Konawe, Kolaka dan Buton. Mereka menemukan fakta, pembakaran hutan untuk perkebunan masyarakat dan perternakan.

Hutan yang terbakarpun beragam. Ada di suaka margasatwa, hutan lindung, cagar alam, hutan tanaman industri, taman nasional, taman hutan rakyat, taman wisata alam, hutan tanaman rakyat sampai taman buru. Di lahan penggunaan lain juga terbakar.

“Di berbagai lokasi kami temukan titik-titik api.”

Kala kemarau, hampir tiap saat mereka memadamkan api. Sekalipun begitu, ada beberapa titik api cepat menyebar terutama yang jauh dari kantor Manggala Akni, seperti Kolaka dan Konawe. Kala hutan sekitar situ terbakar, mereka kesulitan melakukan pemadaman.

“Jaraknya ratusan kilometer. Harus melewati beberapa kabupaten dan kota. Petugas agak kesulitan. Kami menuju lokasi namun kadang api sudah membesar,” katanya.

Upaya penyadartahuan pun terus dilakukan, mulai dari sosialisasi sampai mendatangi rumah-rumah yang diduga membakar hutan dan lahan.

[penulis adalah kontributor Mongabay Indonesia di Kendari]

Artikel “Manggala Agni dan Kisah-kisah Kecil Lainnya” merupakan konten kolaborasi dengan Mongabay Indonesia. Konten serupa bisa dilihat di sini

SeluangID

SeluangID

Related Posts

Catatan dari Lokasi Banjir di Pamanukan

by SeluangID
11 Februari 2021
0

Banjir di Pamanukan. Foto: Bayu Gawtama / Sekolah Relawan Penulis : Bayu Gawtama Ini memang harus dituliskan agar masyarakat...

Chanee Kalaweit dan Kisah Pelestarian Satwa Liar

by SeluangID
22 Januari 2021
0

Chanee Kalaweit mendedikasikan hidupnya untuk kelestarian Owa. Sumber Foto : greeners.co Penulis : Linda Christanty Andaikata saya kembali ke...

Kado 2021 Jokowi untuk Masyarakat Adat

by SeluangID
9 Januari 2021
0

Acara penyerahan SK Pengelolaan Hutan Adat, Perhutanan Sosial dan TORA di Istana Negara, Kamis, 7 Januari 2021. Foto: BPMI...

Next Post
Kegiatan Tudang Sipulang Raya yang diadakan solidaritas perempuan Anging Mammiri. Dok. Ist

Mengembalikan Marwah Perempuan Pesisir

Dandhy D. Laksono berpose di depan pesawat cepat. Dok: pribadi

Untuk Pertama Kalinya, Saya Takut Terbang

Lubang tambang yang begitu dekat permukiman warga merupakan ancaman serius bagi keselamatan nyawa anak-anak. Foto: Jatam Kaltim

Pada Lubang Tambang Manalagi Nyawa Kami Melayang?

Discussion about this post

Story Populer

  • Naskah asli Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dikoleksi wartawan B.M Diah. Sumber foto: Wikipedia

    Coretan-coretan Sukarno pada Teks Proklamasi itu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Proklamasi, Kenapa Pindah dari Ikada ke Pegangsaan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Telepon Nasution dan Sarwo Edhie Setelah Pranoto Dibebaskan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kami Mengukur Curah Hujan untuk Menanam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Saya Tidak Panik. Saya Mengisolasi 14 Hari

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Kami tak Ingin Lingkungan Ini Rusak,” kata Yanto

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Seni dan Virtual, Antara Eksperimen dan Eksplorasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
# # #
SeluangID

Kami ingin menyajikan berita melalui cerita. Mimpi sederhana kami: mengisahkan kebenaran - walau itu kecil - ke banyak orang. Karena Dunia Butuh Cerita.

  • Amatan & Opini
  • Art
  • Catatan Redaksi
  • Kota Hujan
  • Landscape
  • Obituari
  • Our Story
  • Review

Follow Us

We’d like to hear from you!

Hubungi Kami di : [email protected]

Ikramina Residence Blok E No 1 RT 004/007 Desa Bojong, Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat, 16310

  • About Seluang
  • Beranda
  • Pedoman Media Siber

© 2021 Design by Seluang Institute

  • Landscape
  • Our Story
  • Art
  • Amatan & Opini
No Result
View All Result

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In