Seluang.id
  • KotaHujan
  • Editor’s Pick
  • Populer
  • About Seluang
  • Login
No Result
View All Result
  • Landscape
  • Our Story
  • Art
  • Amatan & Opini
SeluangID
  • KotaHujan
  • Editor’s Pick
  • Populer
  • About Seluang
No Result
View All Result
SeluangID
No Result
View All Result

Mencintai Tanah Air Indonesia

Kotahujan News & Story by Kotahujan News & Story
7 Februari 2019
in Kota Hujan
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp
Dari kiri ke kanan : Serian Wijatno (Panitia Bagian Jaringan), Eddy Hussy (Sekretaris Panitia), Sudhamek AWS (Ketua Panitia), Teddy Sugianto (Wakil Ketua) dan Rudy Halim (Panitia Bagian Jaringan ). Foto : Panitia Perayaan Imlek Nasional.
  • Artikel Dony P. Herwanto
  • Hari ini, 7 Februari 2019, bertempat di Hall B3 & C3 JIEXPO, Kemayoran, Jakarta Pusat, Panitia Imlek Nasional menggelar Perayaan Imlek Nasional bertema “Merajut Kebinekaan, Memperkokoh Persatuan”.

    Menurut Sudhamek, Ketua Dewan Pelaksana Imlek Nasional 2019, Imlek sebagai Hari Libur Nasional ditetapkan sejak tahun 2003. Dan sejak itu, Tahun Baru Imlek diperingati sebagai hari libur untuk semua masyarakat Indonesia.

    “Asal usul perayaan Tahun Baru Imlek sesungguhnya adalah untuk merayakan datangnya musim semi di daratan Tiongkok. Perayaan ini diisi dengan rangkaian kegiatan berupa doa, berkumpul dan makan bersama keluarga, kerabat dan para sahabat,” jelas Sudhamek.

    “Hidangan yang umumnya ada saat makan bersama adalah ikan bandeng, pangsit dan aneka kue khas Imlek semisal kue nian gao atau kue keranjang,” imbuhnya.

    Sudhamek menilai, berbagai simbol dan tradisi yang sering terlihat pada saat Tahun Baru Imlek ini, masing-masing memiliki makna sebagai pembawa keberuntungan dan harapan baik untuk tahun mendatang.

    “Ini adalah wujud dari tindakan dan komitmen Warga Negara Indonesia Tionghoa untuk tetap bersatu dalam kebinekaan Indonesia. Makna Kebinekaan sendiri berasal dari kata Bhineka yang artinya beraneka ragam, bermacam ragam,” ujarnya.

    Baca juga : Doel Sumbang dan Panggung Ripuh Tembang Sunda

    Diperkirakan lebih dari 10.000 warga akan hadir dalam perayaan Imlek Nasional 2019. “Kepanitiaan juga melibatkan tokoh serta berbagai elemen masyarakat Tionghoa,” jelasnya.

    Berdasar rilis yang di terima seluang.id, perayaan Imlek Nasional ini akan terlihat istimewa karena pilihan desain, susunan acara dan pesertanya dirangkai sedemikian rupa sehingga sesuai dengan temanya.

    “Warna dasar yang menjadi latar belakang acara ini adalah merah putih (dimensi kebangsaan) yang dirangkai dengan motif batik mega mendung (dimensi akulturasi budaya),” paparnya.

    Untuk itu, lanjut Sudhamek, rangkaian acara juga dibuat untuk menjiwai kesatuan dalam kebinekaan Indonesia. Misalnya, alat musik klasik Guzheng digunakan untuk mengiringi lagu-lagu kebangsaan Indonesia.

    Sebaliknya Kolintang digunakan untuk mengiringi lagu-lagu daerah Indonesia maupun lagu Mandarin. “Atraksi Barongsai juga ditampilkan bersama dengan Reog dan Ondel-ondel,” ujarnya. “Aneka kuliner khas Tionghoa dan makanan dari berbagai daerah di Indonesia juga bisa dinikmati di sini,” tambahnya.

    Menurut Sudhamek, festival ini terbuka untuk umum mulai pukul 10.00 – 22.00 WIB.

    Baca juga : Alun Sembalun Menyeka Air Mata

    Sudhamek, mewakili panitia berharap, Tahun Baru Imlek 2570 atau tahun 2019 Masehi ini menjadi lantunan kebaikan dalam spektrum yang lebih luas, sekaligus menjadi harapan bagi warga keturunan Tionghoa di Indonesia untuk turut berkontribusi dalam pembangunan bangsa dan negara Indonesia.

    “Suku Indonesia Tionghoa yang telah bergenerasi hidup di bumi Indonesia menjadikan Indonesia sebagai tanah kelahiran yang akan selalu dicintai dan diperjuangkan bersama,” ungkapnya.

    “Untuk itu kami berharap Perayaan Imlek Nasional 2019 ini bisa menjadi momentum penting untuk Suku Indonesia Tionghoa dalam turut membangun Bangsa Indonesia yang besar, makmur, damai dan berkeadilan serta menjunjung tinggi toleransi dengan cara terus merajut kebinekaan dan memperkokoh persatuan Indonesia,” pungkasnya.

    [Tulisan diolah dari rilis Panitia Perayaan Imlek Nasional]

    Dony P. Herwanto, documentary maker, peminum kopi yang setia dan pembaca buku. Menulis untuk menjaga kewarasan dan ingatan.

    Kotahujan News & Story

    Kotahujan News & Story

    Related Posts

    63 Persen Kekerasan Berbasis Gender Terjadi di Tengah Pandemi

    by Kotahujan News & Story
    10 Februari 2021
    0

    Gambar oleh Free-Photos dari Pixabay Penulis : Dony P. Herwanto Konsultan Isu Gender, Tunggal Pawestri mengatakan,...

    Ini Cara Kita Memuliakan Penyintas Bencana

    by Kotahujan News & Story
    23 Januari 2021
    0

    Sejumlah perempuan tengah memilah pakaian untuk penyintas bencana. Sumber Foto : Facebook Bayu Gawtama | Sekolah Relawan Penulis :...

    Saling Bantu untuk Gempa Majene

    by Kotahujan News & Story
    16 Januari 2021
    0

    Suasana di salah satu tenda pengungsiang di Majene. Foto : Bayu Gawtama / Sekolah Relawan Penulis : Dony P....

    Next Post
    Sejumlah nelayan menyegel Pulau G, salah satu pulau hasil reklamasi di Teluk Jakarta. Mereka menyegel pulau buatan tersebut karena menolak reklamasi Teluk Jakarta yang merugikan mereka, Foto : Sapariah Saturi/Mongabay Indonesia

    Setengah Hati Reklamasi Teluk Jakarta

    Keterangan foto: [Kiri ke kanan] Bimo Wijayanto (Tenaga Ahli Utama Kedeputian II Kantor Staf Presiden RI), Bagus Takwin (Ketua Tim Peneliti IBS), Mugiyanto (Plt. Direktur Eksekutif INFID), Zumrotin K. Susilo (Yayasan Kesehatan Perempuan (YKP)), Nila Warda (SMERU Research Institute). Foto: IST

    Kualitas Program Sosial Butuh Tim Independen

    Bilqis, Pop Rock Bogor yang kian konsisten berkarya. Foto : Istimewa

    Aku Kamu Tahu, Kegalauan BilQis Soal Cinta yang Dipaksa

    Discussion about this post

    Story Populer

    • Pembacaan Proklamasi kemerdekaan RI oleh Sukarno di Pegangsaan. Sumber foto: Wikipedia

      Proklamasi, Kenapa Pindah dari Ikada ke Pegangsaan?

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Coretan-coretan Sukarno pada Teks Proklamasi itu

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Telepon Nasution dan Sarwo Edhie Setelah Pranoto Dibebaskan

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Seni dan Virtual, Antara Eksperimen dan Eksplorasi

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • “Kami tak Ingin Lingkungan Ini Rusak,” kata Yanto

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Cara Orang Jawa Menikmati Hidup

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Kami Mengukur Curah Hujan untuk Menanam

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    # # #
    SeluangID

    Kami ingin menyajikan berita melalui cerita. Mimpi sederhana kami: mengisahkan kebenaran - walau itu kecil - ke banyak orang. Karena Dunia Butuh Cerita.

    • Amatan & Opini
    • Art
    • Catatan Redaksi
    • Kota Hujan
    • Landscape
    • Obituari
    • Our Story
    • Review

    Follow Us

    We’d like to hear from you!

    Hubungi Kami di : [email protected]

    Ikramina Residence Blok E No 1 RT 004/007 Desa Bojong, Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat, 16310

    • About Seluang
    • Beranda
    • Pedoman Media Siber

    © 2021 Design by Seluang Institute

    • Landscape
    • Our Story
    • Art
    • Amatan & Opini
    No Result
    View All Result

    Welcome Back!

    Login to your account below

    Forgotten Password?

    Create New Account!

    Fill the forms below to register

    All fields are required. Log In

    Retrieve your password

    Please enter your username or email address to reset your password.

    Log In