Seluang.id
  • KotaHujan
  • Editor’s Pick
  • Populer
  • About Seluang
  • Login
No Result
View All Result
  • Landscape
  • Our Story
  • Art
  • Amatan & Opini
SeluangID
  • KotaHujan
  • Editor’s Pick
  • Populer
  • About Seluang
No Result
View All Result
SeluangID
No Result
View All Result

Mengenang Pater Heuken

SeluangID by SeluangID
26 Juli 2019
in Our Story
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp
Adolf Heuken SJ. Sumber foto : Facebook Linda Christanty
  • Artikel Linda Christanty
  • Pagi ini, saya baru mengetahui Pater Heuken (Adolf Heuken, SJ) wafat kemarin, Kamis, 25 Juli 2019.

    Almarhum seorang imam dari Serikat Jesuit dan juga seorang sejarawan Jakarta.

    Ia pergi ke Indonesia untuk mengemban tugas keagamaan pada tahun 1963. Selain menulis buku-buku agama, ia juga tertarik mempelajari sejarah tempat ia berada.

    Sejak itu, Pater Heuken menyaksikan pertumbuhan, perubahan dan bahkan, penghancuran peninggalan bersejarah di Jakarta.

    Ketika saya mewawancarainya beberapa tahun lalu, ia berkata dengan risau:

    “Anak-anak di sekolah-sekolah Jakarta tidak mempelajari sejarah Jakarta.”

    “Tidak heran kalau nanti dewasa dan melihat gedung-gedung tua bersejarah, mereka mungkin justru ingin membongkarnya dan menggantinya dengan yang baru,”.

    “Kita akan menghargai apa yang kita tahu itu bernilai. Menjaga peninggalan sejarah kota adalah untuk mengetahui bagaimana kota terbangun tahap demi tahap sampai menjadi seperti sekarang ini.”

    Kertas-kertas berisi catatan tersusun di meja kerjanya. Sebuah kaca pembesar juga berada di situ.

    Sesekali ia meminta saya melihat gambar-gambar pada sejumlah kertas kerjanya.

    Ia juga pernah memprotes rencana perobohan sebuah rumah di Jalan Cilacap, Menteng, yang di atasnya akan dibangun gedung baru.

    “Itu gedung berkategori A, yang artinya tidak boleh diubah.”

    Menurut Pater Heuken, ada beberapa tempat bersejarah yang masih tersisa dan harus dijaga di Jakarta, antara lain rumah seorang gubernur jenderal dari masa VOC, galangan kapal, Museum Bahari, Gudang Timur yang masih tersisa, Museum Sejarah Jakarta, dan sisa tembok Batavia terakhir di muka Museum Bahari.

    Nasib Gudang Timur membuatnya kecewa, “Dulu ada empat bangunan. Sekarang tinggal satu. Tiga bangunan lain tinggal temboknya, yang terus dipreteli orang kampung untuk menjual batu masa VOC.”

    Gudang itu sekarang milik Dinas Perbekalan TNI Angkatan Darat. Suatu hari ia pergi ke sana untuk memotret. Sebelum itu ia dilarang keras memotret,

    “Tapi akhirnya mendapat izin dari seorang jenderal. Ketika gudang dibuka ternyata berisi barang kelontong, sepeda motor, kulkas… sama sekali tidak ada senjata yang disimpan di situ,” lanjutnya.

    Di masa VOC, rempah-rempah dari Maluku disimpan di gudang tadi. “Barang paling mahal waktu itu, seperti minyak bumi sekarang,”.

    “Orang Portugis dan orang Belanda datang ke sini untuk mencari rempah-rempah,”.

    “Rempah-rempah membuat Batavia besar dan kaya. Batavia yang sekarang Jakarta adalah kota induk VOC.”

    Ia mendukung revitalisasi kota Jakarta, yang disebutnya “menghidupkan kembali” dengan cara kekinian tapi memperhatikan kelestarian.

    “Gedung-gedung yang masih layak dapat digunakan sesuai perkembangan zaman, tidak usah dibongkar,”.

    “Di seberang Stasiun Beos, ada gedung yang sangat baik kondisinya. Gedung ini kosong,”.

    “Mengapa tidak digunakan untuk kampus akademi perbankan misalnya atau sekolah?,”.

    “Transportasi juga mudah dari situ, ada Trans Jakarta dan stasiun kereta,”.

    “Di Eropa, banyak gedung kuno yang dipakai oleh universitas, seperti di Munster, Jerman,”.

    Pada pertemuan terakhir kami, Pater Heuken menunjukkan salah satu bangku kuno dalam sebuah bukunya kepada saya.

    “Bangku ini dibuat orang Ambon di Batavia,” katanya.

    Selain menjadi anggota pasukan VOC dan berperang, rupanya orang Ambon pintar membuat bangku.

    Saya merasa bersyukur pernah mengenal dan bertemu Pater Heuken, menimba ilmu dari sejarawan hebat dan membaca buku-bukunya yang luar biasa.

    Selamat jalan, Pater. Selamat kembali ke sisi Tuhan.

    [Tulisan ini bersumber dari Facebook Linda Christanty]

    [Penulis ada sastrawati, wartawati dan aktivis pembela Hak Azasi Manusia]

    SeluangID

    SeluangID

    Related Posts

    Catatan dari Lokasi Banjir di Pamanukan

    by SeluangID
    11 Februari 2021
    0

    Banjir di Pamanukan. Foto: Bayu Gawtama / Sekolah Relawan Penulis : Bayu Gawtama Ini memang harus dituliskan agar masyarakat...

    Chanee Kalaweit dan Kisah Pelestarian Satwa Liar

    by SeluangID
    22 Januari 2021
    0

    Chanee Kalaweit mendedikasikan hidupnya untuk kelestarian Owa. Sumber Foto : greeners.co Penulis : Linda Christanty Andaikata saya kembali ke...

    Kado 2021 Jokowi untuk Masyarakat Adat

    by SeluangID
    9 Januari 2021
    0

    Acara penyerahan SK Pengelolaan Hutan Adat, Perhutanan Sosial dan TORA di Istana Negara, Kamis, 7 Januari 2021. Foto: BPMI...

    Next Post
    Subakhtar Square di pusat Ulaanbataar © Lonely Planet

    Perubahan Cepat dan Nostalgia di Kota 'Pahlawan Merah'

    Matahari Rudeska Rainytown, gelar konser rayakan satu dekade. Foto : dok.MRR

    Laju Ska Satu Dekade “Matahari Rudeska Rainytown”

    Chairil Anwar. Sumber: klipingsumateracom.wordpress.com

    Amir Hamzah Diangkat, Chairil Ditolak

    Discussion about this post

    Story Populer

    • Pembacaan Proklamasi kemerdekaan RI oleh Sukarno di Pegangsaan. Sumber foto: Wikipedia

      Proklamasi, Kenapa Pindah dari Ikada ke Pegangsaan?

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Coretan-coretan Sukarno pada Teks Proklamasi itu

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Banjir di Jantung Kalimantan

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Seni Tradisi dan Adaptasi Semasa Pandemi

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Amirah Telah Pergi Selamanya

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Membincang Hegemoni dalam Reformasi Dikorupsi Bersama Peramu

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Seni dan Virtual, Antara Eksperimen dan Eksplorasi

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    # # #
    SeluangID

    Kami ingin menyajikan berita melalui cerita. Mimpi sederhana kami: mengisahkan kebenaran - walau itu kecil - ke banyak orang. Karena Dunia Butuh Cerita.

    • Amatan & Opini
    • Art
    • Catatan Redaksi
    • Kota Hujan
    • Landscape
    • Obituari
    • Our Story
    • Review

    Follow Us

    We’d like to hear from you!

    Hubungi Kami di : [email protected]

    Ikramina Residence Blok E No 1 RT 004/007 Desa Bojong, Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat, 16310

    • About Seluang
    • Beranda
    • Pedoman Media Siber

    © 2021 Design by Seluang Institute

    • Landscape
    • Our Story
    • Art
    • Amatan & Opini
    No Result
    View All Result

    Welcome Back!

    Login to your account below

    Forgotten Password?

    Create New Account!

    Fill the forms below to register

    All fields are required. Log In

    Retrieve your password

    Please enter your username or email address to reset your password.

    Log In