Seluang.id
  • KotaHujan
  • Editor’s Pick
  • Populer
  • About Seluang
  • Login
No Result
View All Result
  • Landscape
  • Our Story
  • Art
  • Amatan & Opini
SeluangID
  • KotaHujan
  • Editor’s Pick
  • Populer
  • About Seluang
No Result
View All Result
SeluangID
No Result
View All Result

Narasi Keresahan Red Cherry untuk Lingkungan

SeluangID by SeluangID
1 September 2019
in Art
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp
Red Cherry, Indie Pop Samarinda. Merilis single dan video, suarakan keresahan lingkungan sekitar. Foto : dok. Red Cherry
  •  Artikel : Anggitane

Pendar cahaya monitor menyala menyeruak dari sudut ruang kerja. Saat itu tidak sedang malam, bahkan menuju siang malah. Namun ruang kerja dengan sengaja mengurangi cahaya adalah salah satu cara berhemat energi secara nyata, meski hanya beberapa saat.

Monitor sedang menampilkan gambar kepala negara yang tengah mengumumkan lokasi ibukota baru. Ramai-ramai pindah ibukota beberapa saat lalu telah mencuri segenap perhatian mata dan telinga.

Teka-teki Kalimantan bagian mana pun terjawab sudah. Jawaban yang lantas membawa benak melayang pada ingatan festival rock terbesar Kalimantan, Rock in Borneo di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Baca juga : “Running Late” Karya Perdana Risakotta Bersaudara

Menarik ingatan pada sekala yang lebih luas, Kalimantan Timur sedikit banyak mulai rutin mengirimkan wakilnya di kancah musik nasional.

Hujanmusik! sendiri beberapa kali mendapat kabar perilisan karya dan capaian kolektif musik mandiri Kaltim, khususnya talenta dari ibukota Kalimantan Timur, Samarinda.

Salah satunya yang muncul adalah dari kolektif warna-warni Pop bernama Red Cherry. Mengusung perpaduan karakter pop dengan indie pop yang kental, Red Cherry lahir dengan semangat aura sungai Mahakam yang melegenda.

Muncul perdana dengan debut single “I Called My Mom”, mereka meneruskan keresahan melalui music video sekaligus single terbaru mereka “Let Me”.

Sound 80an yang mereka bawakan mengajak pendengar dan penyaksinya merenungkan kembali kondisi alam beserta isinya yang sedang dalam ancaman. Sebuah kekhawatiran wajar yang disuarakan para penghuni pulau resapan hujan seperti Kalimantan.

Baca juga : Mata Hati dan Jiwa RAPEME

“Let Me” yang dirilis secara resmi per tanggal 21 Juni 2019 bak narasi protes atas perilaku manusia yang acap kali abai pada lingkungan.

Bentuk keresahan pemilik karya terhadap perubahan iklim dan segala bentuk aktivitas yang berdampak buruk pada makhluk dan juga lingkungannya.

Siapa sangka, lirik santai yang ditulis dan dibawakan vokalis Rizvir ternyata memiliki pesan kuat, utamanya cara pandang mental yang hendak menjadikan tanah harapan kehidupan menjadi kubangan industri.

Lirik protes yang diintepretasikan sebagai teguran, sebagaimana bagian bridge yang disisipkan lewat pertanyaan- pertanyaan seperti “when the sun is gone will the tears out?”.

Lantas visualisasi video diarahkan berlatar hutan, pantai dan hamparan ladang hijau. Pilihan visual yang tak hanya faktor estetik semata, namun menunjukkan upaya untuk menyatu dengan alam sekitar. Cerdas.

Baca juga : Pesan Keberagaman dari Kota Hujan

Memilih indie pop sebagai genre, Red Cherry sepertinya hendak menyerap nafas hidup keseharian. Nafas hidup tanpa asap kebakaran hutan tentunya.

Sebagaimana keseharian yang dijumpai Rizvir (Vocal), Dennis (Guitar), Jaya (Drum), Sadat (Bass), dan Herryy (Keyboard). Video musik yang mereka tampilkan merupakan hasil kolaborasi Red Cherry dan Three AM studio.

Rilisnya Let Me juga menjadi penanda sedang dikerjakannya album yang rencananya akan dirilis pada tahun ini. Dalam pengerjaannya Red Cherry bekerja sama dengan studio lokal, Backstage Studio, dan seorang visual artist asal Bogor, “Fiyo” Favian Hiroshi Yokachda. Sosok yang berkarakter di balik @komikobam.

Oke, untuk bagian ini sepertinya layak ditunggu.

[penulis adalah petani serabutan dan berdagang di @tanigadungan]

Artikel “Narasi Keresahan Red Cherry untuk Lingkungan” merupakan konten kolaborasi dengan HujanMusik!. Konten serupa bisa dilihat di sini

SeluangID

SeluangID

Related Posts

Membincang Hegemoni dalam Reformasi Dikorupsi Bersama Peramu

by Kotahujan News & Story
2 Januari 2021
0

Peramu, mengusung heavy rock dengan lirik dukungan gerakan sosial. Artwork by Graditio Penulis : Anggit Saranta Laju melaju menembus...

Getar Piano itu Melebur

by Kotahujan News & Story
1 Januari 2021
0

Pianis muda Syauqi Hafidz tampil pada Konser Solo Piano “Atas Nama Cinta” digelar secara virtual. Foto : Derass Penulis...

DISKOTEQ, kolektif post-punk Bogor, menghentak dengan album pendek bertajuk “Grayscale”. Foto : Pramedya Nataprawira

Moderasi Panggung Post Punk DISKOTEQ

by SeluangID
8 September 2019
0

DISKOTEQ, kolektif post-punk Bogor, menghentak dengan album pendek bertajuk “Grayscale”. Foto : Pramedya Nataprawira  Artikel...

Next Post
Pramoedya Ananta Toer. Sumber foto: salihara.org

Gagasan Pram tentang Pemindahan Ibukota ke Kalimantan

Di Kashmir, India. Foto: Dok. pribadi

Wisata Halal tak Menggusur Kearifan Lokal

Sanggar seni Mutulo’o di desa Waturaka kecamatan Kelimutu kabupaten Ende yang sering pentas seiring berkembangnya ekowisata di desa tersebut. Foto : Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia

Menengok Waturaka, Sebuah Desa Ekowisata

Discussion about this post

Story Populer

  • Pembacaan Proklamasi kemerdekaan RI oleh Sukarno di Pegangsaan. Sumber foto: Wikipedia

    Proklamasi, Kenapa Pindah dari Ikada ke Pegangsaan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Coretan-coretan Sukarno pada Teks Proklamasi itu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Telepon Nasution dan Sarwo Edhie Setelah Pranoto Dibebaskan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Cara Orang Jawa Menikmati Hidup

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Banjir di Jantung Kalimantan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Seni dan Virtual, Antara Eksperimen dan Eksplorasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kami Mengukur Curah Hujan untuk Menanam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
# # #
SeluangID

Kami ingin menyajikan berita melalui cerita. Mimpi sederhana kami: mengisahkan kebenaran - walau itu kecil - ke banyak orang. Karena Dunia Butuh Cerita.

  • Amatan & Opini
  • Art
  • Catatan Redaksi
  • Kota Hujan
  • Landscape
  • Obituari
  • Our Story
  • Review

Follow Us

We’d like to hear from you!

Hubungi Kami di : [email protected]

Ikramina Residence Blok E No 1 RT 004/007 Desa Bojong, Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat, 16310

  • About Seluang
  • Beranda
  • Pedoman Media Siber

© 2021 Design by Seluang Institute

  • Landscape
  • Our Story
  • Art
  • Amatan & Opini
No Result
View All Result

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In