Seluang.id
  • KotaHujan
  • Editor’s Pick
  • Populer
  • About Seluang
  • Login
No Result
View All Result
  • Landscape
  • Our Story
  • Art
  • Amatan & Opini
SeluangID
  • KotaHujan
  • Editor’s Pick
  • Populer
  • About Seluang
No Result
View All Result
SeluangID
No Result
View All Result

Pasar Kaget di Tengah Hutan Belantara Wamena

SeluangID by SeluangID
24 Agustus 2019
in Landscape
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp
Barang-barang yang dijual di Pasar Kaget Tengah Hutan Wamena | Foto : traveltodayindonesia.com
  • Artikel Asri Yati
  • Indonesia kaya akan pasar tradisional yang unik dan beragam. Dari keunikan dan daya tarik pasar tradisional tersebut, pasar kaget tengah hutan Wamena-lah yang menjadi salah satunya.

    Pasar ini merupakan pasar tradisional khas suku Dani yang melakukan transaksi jual beli guna memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

    Uniknya, jika biasanya pasar-pasar kaget berlokasi di pinggir jalan atau di alun-alun kota, maka berbeda dengan di Wamena, pasar kaget ini berada di tengah hutan belantara di daerah Wamena Papua.

    Menariknya lagi, pasar kaget ini karena sebagaian besar penjualnya adalah Suku Dani, maka mereka tetap berjualan dengan menggunakan pakaian adat tradisional.

    Bahkan, yang diperdagangkan pun sangat unik dan menarik perhatian.

    Pasar ini menjual barang-barang khas penduduk suku Dani yang merupakan salah satu suku asli dari Papua.

    Barang-barang yang diperjual belikan pun merupakan barang-barang tradisional tanah Papua.

    Seperti, koteka, noke atau tas wanita papua, tombak, kalung, dan yeranggen atau perhiasan yang terbuat dari taring babi.

    Harga yang dipasarkan pun bervariasi, jika tertarik ingin membelinya, maka harus merogoh kocek senilai Rp 300 ribuu hingga Rp 500 ribuan.

    Sedangkan untuk kalung dengan hiasan taring babi berkisar Rp 30-100 ribu, tergantung ukuran besar taringnya.

    Pasar ini juga menjual bunga abadi, tetapi berbeda dengan bunga edelweiss.

    Bunga ini merupakan bunga khas Wamena yang berwarna-warni dan jika dilihat sekilas tampak seperti bunga kertas.

    Namun, bunga ini dapat bertahan hingga bertahun-tahun lamanya.

    Tidak hanya menjual hasil kerajinan tangan saja, di pasar ini kalian bisa menemukan buah legendaris dari Papua.

    Buah merah, konon katanya buah ini berkhasiat sebagai antivirus HIV.

    Dilansir dari beritahati.com barang yang dikenal sangat mahal untuk dibelanjakan adalah hiasan kepala yang terbuat dari burung Kasuari, harganya bisa mencapai sampai Rp 400 ribu untuk satu hiasan kepala.

    Memang kurang lengkap rasanya apabila sudah datang jauh-jauh ke Wamena namun tidak membawa oleh-oleh khas suku Dani yang tentu saja tidak diragukan lagi keasliannya, karena membeli langsung dari tempat asalnya sendiri.

    Dalam penyajian dagangan di pasar kaget ini, mereka membaginya ke dalam dua kelompok.

    Dimana, hampir semua perempuan menjual kalung dan aksesoris khas Papua, sedangkan yang laki-laki menjual tombak, panah, dan kapak batu.

    Layaknya pasar-pasar kaget pada umumnya, ketika sudah sampai tempat, para pedagang suku Dani langsung menggelar lapaknya, kemudian menatanya sedemikian rupa di sekitaran hutan Wamena.

    Pasar ini dibuka secara dadakan dan waktunya yang tidak menentu, muncul dengan begitu cepat kemudian bubar dengan begitu singkat.

    Berbelanja di pasar kaget ini Kawan GNFI tidak perlu cemas akan gangguan dari polisi pamong praja yang biasa mengejar para pedagang pasar kaget di pinggir jalan.

    Karena lokasinya yang berada di tengah hutan dan rerumputan Wamena maka terbebas dari hambatan maupun keramaian jalan raya.

    Meskipun masyarakat suku Dani banyak yang tidak bisa menggunakan Bahasa Indonesia, namun itu tidak menjadi masalah.

    Ada beberapa kawan lainnya dari suku Dani yang dapat berbahasa Indonesia dan siap membantu para pembeli untuk sekedar tawar menawar soal harga.

    Biasanya panasnya terik matahari di Wamena tidak membuat para pembeli lelah untuk berbelanja.

    Mereka yang berkunjung ke pasar kaget tersebut memanfaatkan waktu untuk berburu barang-barang asli dari Papua.

    Bagaiamana, tertarik berbelanja di pasar kaget Wamena ini?

    [Penulis adalah mahasiswi UMN yang saat ini magang di Good News From Indonesia]

    Artikel “Pasar Kaget di Tengah Hutan Belantara Wamena” merupakan konten kolaborasi dengan Good News From Indonesia. Konten serupa bisa dilihat di sini

    SeluangID

    SeluangID

    Related Posts

    637.624 Hektare Kawasan Mangrove Kritis

    by SeluangID
    12 Februari 2021
    0

    Salah satu hutan mangrove di pesisir utara Cirebon. Foto : Dony P. Herwanto (2019) Penulis : Dony P. Herwanto...

    Kondisi banjir di Dayeuh Kolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada awal Februari 2020.
Foto: Donny Iqbal/Mongabay

    Dan Kita yang Lambat Tangani Banjir

    by SeluangID
    24 Februari 2020
    0

    Kondisi banjir di Dayeuh Kolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada awal Februari 2020. Foto: Donny Iqbal/Mongabay Penulis : Donny...

    Ilustrasi. Masyarakat Kasepuhan Karang, Kabupaten Lebak, Banten dengan latar bangunan rumah adat berbahan kayu dan beratap injuk. Foto : Donny Iqbal/Mongabay Indonesia

    Mitigasi Bencana di Kampung Cikondang

    by SeluangID
    27 Januari 2020
    0

    Ilustrasi. Masyarakat Kasepuhan Karang, Kabupaten Lebak, Banten dengan latar bangunan rumah adat berbahan kayu dan beratap injuk. Foto :...

    Next Post
    JFK, eksperimental pop bersaudara yang siap meluncur dengan album perdana. Foto : dok.JFK

    “Running Late” Karya Perdana Risakotta Bersaudara

    Mangrove dengan sejumlah manfaat telah dirasakan Abdul Latief bersama kelompoknya Jaka Kencana. Foto: Donny Iqbal/Mongabay Indonesia

    Mangrove yang Tidak Pernah Mengkhianati

    Sampah jaring dengan latar belakang kapal nelayan yang terparkir di Muara Kali Maro. Tampak, jaring bekas sudah bersih. Foto: Agapitus Batbual/ Mongabay Indonesia

    Kisah Para Pencari Sampah Jaring Nelayan

    Discussion about this post

    Story Populer

    • Pembacaan Proklamasi kemerdekaan RI oleh Sukarno di Pegangsaan. Sumber foto: Wikipedia

      Proklamasi, Kenapa Pindah dari Ikada ke Pegangsaan?

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Coretan-coretan Sukarno pada Teks Proklamasi itu

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Seni dan Virtual, Antara Eksperimen dan Eksplorasi

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • “Kami tak Ingin Lingkungan Ini Rusak,” kata Yanto

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Banjir di Jantung Kalimantan

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Telepon Nasution dan Sarwo Edhie Setelah Pranoto Dibebaskan

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Menanam Kebaikan, Tumbuh Kebaikan

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    # # #
    SeluangID

    Kami ingin menyajikan berita melalui cerita. Mimpi sederhana kami: mengisahkan kebenaran - walau itu kecil - ke banyak orang. Karena Dunia Butuh Cerita.

    • Amatan & Opini
    • Art
    • Catatan Redaksi
    • Kota Hujan
    • Landscape
    • Obituari
    • Our Story
    • Review

    Follow Us

    We’d like to hear from you!

    Hubungi Kami di : [email protected]

    Ikramina Residence Blok E No 1 RT 004/007 Desa Bojong, Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat, 16310

    • About Seluang
    • Beranda
    • Pedoman Media Siber

    © 2021 Design by Seluang Institute

    • Landscape
    • Our Story
    • Art
    • Amatan & Opini
    No Result
    View All Result

    Welcome Back!

    Login to your account below

    Forgotten Password?

    Create New Account!

    Fill the forms below to register

    All fields are required. Log In

    Retrieve your password

    Please enter your username or email address to reset your password.

    Log In