
Penulis : Dony P. Herwanto
[KotaHujan – Majene] “Majene diguyur hujan sejak malam, Butuh terpal dan makanan!,” tulis Bayu Gawtama, salah satu founder Sekolah Relawan di laman Facebook pribadinya yang kini tengah berada di Majene yang beberapa hari ini terjadi gempa tektonik berkekuatan 6,9 SR.
Terpisah dari Bayu Gawtama, video berdurasi 7 menit 12 detik itu menggambarkan detik-detik gempa tektonik di Kabupaten Majene, dan Mamuju Provinsi Sulawesi Barat, Kamis (14/1) dan Jumat (15/1). Tergambar jelas, puluhan orang berlari ke luar rumah menuju jalanan terbuka.
Suara tangisan dan jeritan warga beradu dengan suara klakson kendaraan. Dalam video itu, terlihat beberapa bangunan rubuh, dan anak-anak berlarian mencari orangtuanya.
Pada menit pertama, tergambar juga bagaimana suasana mencekam juga terjadi di sebuah ruang rapat di salah satu perkantoran milik pemerintah setempat.
Dari CCTV, terlihat peserta rapat berhamburan meninggalkan ruangan. Tergambar jelas, bagaimana bangunan itu bergoyang-goyang.
Gempa berkekuatan 6,9 SR ini dipicu oleh Sesar Naik Mamuju atau Mamuju Thrust. Pemicu gempa ini sama dengan gempa yang terjadi pada 1969 di Majene.
“Ini gempa pengulangan yang pernah terjadi di wilayah yang sama. Gempa memiliki mekanisme pergerakan naik,” kata Daryono saat konferensi pers virtual BMKG, Jumat (15/1).
BMKG menyebut, pusat gempa berada di darat, 6 kilometer timur laut Majene di kedalaman 10 kilometer. Ini tidak memicu tsunami.
Gempa Majene terjadi selang sehati dari lindu 5,9 yang terjadi pada Kamis, 14 Januari 2021 pukul 14.35 Wita.
Gempa ini juga dirasakan di sejumlah daerah, seperti Polman, Mamuju, Mamuju Tengah, Pasangkayu, dan beberapa daerah lainnya.

***
Pukul 20:00 WIB, BNPB mengeluarkan hasil laporan lapangan. Dalam laporan itu, BNPB menyebut bahwa Kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Barat mengalami kerusakan. SWAB Antigen tidak tersedia untuk screening awal pasien, persediaan APD saat ini menipis, klaster kesehatan saat ini sudah aktif.
Semua unit penyalur bahan bakar minyak dan gas tidak ada yang terkena dampak gempa, sehingga pagi ini dapat beroperasi dan melayani kebutuhan masyarakat dengan normal.
Di Kabupaten Mamuju, 3 rumah sakit sudah aktif untuk pelayanan kedaruratan, yakni RS Bhayangkaran, RS Regional Provinsi Sulawesi Barat, dan RSUD Kabupaten Mamuju.
Sementara itu, seluruh listrik di Kabupaten Majene masih belum dapat menyala karena masih dalam proses perbaikan. Sementara, di Kabupaten Mamuju, sebagian wilayah sudah dapat dialiri listrik.
Jalur darat dari arah Mamuju menuju Kabupaten Majene belum dapat dilalui akibat jembatan kuning masih mengalami kerusakan dan longsoran yang menutup jalan.
BNPB juga mengeluarkan rekomendasi kebutuhan yang sangat mendesak, seperti sembako, selimut, tikar, tenda pengungsi / tenda posko, pelayanan medis, terpal, alat berat / excavator, alat komunikasi, makanan siap saji, masker, obat-obatan gawat darurat dan Vitamin.
Selain itu dibutuhkan juga Alat Pelindung Diri (APD), cairan infus, kassa, bidai, handscoon, masker bedah, infuset semua ukuran, benang jahit, linen sekali pakai.
Kebutuhan medis yang mendesak selain itu, adalah, obat anestesi, O2 portable, hogi plus set steril linen disposible, gypsona 6” = 30 pcs, gypsona 4” = 30 pcs, elastic verban 6×4 ml 30 pcs, skin traksi dewasa = 30 pcs, skin traksi anak-anak = 30 pcs, soft band 6×4 ml = 30, daryantule = 50, obat antibiotik oral dan injeksi, obat analgetik, serta heating set.

***
BNPB mengeluarkan data, 8 orang meninggal dunia di Kabupaten Majene, 34 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju. Sementara itu, ada 189 orang luka berat atau rawat inap, dan 637 orang mengalami luka ringan.
Jumlah pengungsi di Kabupaten Majene sekira 15.000 orang, tersebar di 10 titik pengungsian Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang, Desa Limbua di Kec. Ulumanda dan Kec. Malunda dan Kec. Sendana.
Sedangkan di Kabupaten Mamuju terdapat 5 titik pengungsian di Kecamatan Mamuju dan Kec. Simboro.
Mari bersama-sama mengurangi duka itu.
Discussion about this post