Seluang.id
  • KotaHujan
  • Editor’s Pick
  • Populer
  • About Seluang
  • Login
No Result
View All Result
  • Landscape
  • Our Story
  • Art
  • Amatan & Opini
SeluangID
  • KotaHujan
  • Editor’s Pick
  • Populer
  • About Seluang
No Result
View All Result
SeluangID
No Result
View All Result

Selamat Jalan, Ging. Selamat Jalan

SeluangID by SeluangID
20 Januari 2019
in Obituari
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp
Ging Ginanjar, wartawan BBC Indonesia. Sumber foto: BBC.com
  •  Artikel : Syofiardi Bachyuljb
  • “Ging menangis darah namanya tidak masuk dalam Deklarasi Sirnagalih,” kata seorang teman bercanda.

    Itu menjadi bahan lucuan karena ada jurnalis yang sangat berjasa mendirikan AJI (Aliansi Jurnalis Independen) dengan tonggak penandatanganan “Deklarasi Sirnagalih” di Wisma Tempo, Sirnagalih, Jawa Barat, 7 Agustus 1994 tidak ikut namanya tercantum sebagai penanda tangan.

    “Tapi memang waktu itu tidak ada yang peduli dengan urusan menandatangani deklarasi, bahkan juga ada yang sengaja diminta tidak ikut tanda tangan demi keamanan pekerjaannya, karena rezim saat itu kan represif sekali, jurnalis yang ikut pasti dipecat dari medianya,” kata Stanley Adi Prasetyo (Yosep Adi Prasetyo).

    Stanley, ketua Dewan Pers, yang juga pendiri AJI berbagi kisah suatu malam. Banyak kisahnya tidak ada di buku sejarah AJI terbitan AJI sendiri.

    Ia menceritakan suasana di Wisma Sirnagalih waktu itu yang dimulai dari diskusi hingga larut dan besoknya penandatangan deklarasi.

    Bahkan sebagian yang ikut mengonsep deklarasi juga sudah buru-buru meninggalkan lokasi untuk bekerja.

    Ging Ginanjar tidak hanya pendiri AJI, tetapi berjuang menegakkan eksistensi AJI dari gerakan bawah tanah semasa Orde Baru. Ketika berkisah tentang sejarah AJI, nama Ging seperti halnya Ahmad Taufik (alm) dan Eko ‘Item’ Maryadi, Tosca Santoso, Satrio Arismunandar, P Hasudungan Sirait, Ati Nurbaiti Hadimadja, Lukas Luwarso, dan lainnya akan selalu muncul.

    **

    Bagi saya Ging adalah sebuah sikap yang tidak berubah. Dari apa yang saya dengar dan baca tentang dia atau yang ditulisnya dengan sikapnya di kemudian hari.

    Pada Mei 2014 kami terlibat dalam diskusi serius di milis Yahoo Goups “Ajisaja”. Ini grup anggota AJI se-Indonesia. Diskusinya tentang bagaimana AJI secara organisasi memperlakukan para pendiri AJI alias deklarator “Deklarasi Sirnagalih“.

    Sebagian dari mereka ada yang mendirikan partai, menjadi pengurus partai dan caleg. Ada yang menjadi menteri, ada yang menjadi wakil gubernur, dan ada yang menjadi jubir wapres. Menjelang Pilpres 2014 itu, ada pula yang menjadi timses salah satu pasangan calon.

    Saat itu ada pengurus AJI yang memilih menjadi timses mengundurkan diri dari AJI. Lalu anggota milis menyindir, bagaimana dengan para deklarator yang ikut partai tapi tidak pernah mengundurkan diri. Bagaimana keanggotaannya? Apakah ia dipecat dari keanggotaan AJI karena telah melanggar aturan independensi di AJI?

    Pendiri AJI mengundurkan diri dari AJI atau pendiri AJI dipecat dari AJI, itu belum pernah terpikirkan hingga 20 tahun usia AJI.

    Saat itu muncul ide untuk membawa soal itu ke kongres yang akan berlangsung di Bukittinggi: mempertegas posisi para pendiri AJI dalamAD/ART.

    Saat itu muncul opsi untuk para pendiri, yaitu dibuatkan keanggotaan khusus yang berbeda dari anggota biasa atau disamakan saja dengan anggota lainnya namun dengan konsekuensi kalau tidak memenuhi syarat keanggotaan AJI lagi, ya keluar atau dipecat.

    Ging membalas. Ia tidak suka ada hal-hal yang khusus di AJI terkait keanggotaan. Intinya, ia ingin opsi kedua. Pendapat Ging ini tidak sanggup dibantah pendiri lain, setidaknya yang ikut dalam milis.

    Bagi saya, pendapat Ging ini menggambarkan siapa dia. Setiap teringat atau membaca nama Ging Ginanjar saya selalu ingat kata-katanya tersebut.

    Ketika saya mendengar kabar Ging wafat hari ini, Minggu, 20 Januari 2019, setelah ketidakpercayaan kepada kabar itu, saya langsung teringat kata-kata yang dipostingnya.

    Selamat jalan senior Ging. Berisitirahatlah dengan damai. Apa yang telah engkau perjuangkan dan perbuat akan selalu dikenang dan bermanfaat.

    Saya kutipkan utuh postingan Senior Ging untuk kita baca bersama. Begini:

    ging ginanjar ([email protected], May 13, 2014 at 12:25 AM)

    Saya setuju agar ada langkah AJI untuk mempertegas berbagai hal. Tapi saya tidak setuju sama sekali, jika diberlakukan keistimewaan pada siapapun. Tidak keistimewaan pada para anggota awal AJI, para deklarator, para pencetus, dsb.

    Sejarah adalah sejarah. Akan selalu tercatat. Namun apa yang terjadi dalam sejarah, relevan untuk situasi saat itu. Dan situasi, berkembang.

    Pahlawan satu masa bisa jadi penjahat di waktu lain. Dan sebaliknya. Tapi kejahatan masa kini tak akan memusnahkan kebaikan masa lalu. Sebagaimana kebaikan masa kini tak bisa menghapus kejahatan masa lalu.

    Para pendiri AJI, para pendiri Orde Baru, para pendiri bangsa, para pencetus reformasi, mendapat tempatnya masing-masing dalam sejarah. Itu sudah cukup.

    Adapun yang dilakukan sekarang, harus dilihat dengan konteks sekarang. Tidak bisa statusnya dalam sejarah membuatnya punya, misalnya, impunitas. Keistimewaan hak dibanding yang lain.

    Begitu banyak aktivis reformasi, pelaku revolusi dll yang juga jadi pengkhianat. Peran dalam sejarah, satu hal. Perilaku hari ini, lain hal.

    Kalau saya melakukan pelanggaran tertentu di AJI, ya disanksi saja. Kendati saya akan tetap punya hak membela diri, dan berargumentasi. Tapi argumentasi dan pembelaan diri itu akan terfokus pada peristiwanya. Bukan peran saya di masa lalu.

    Barakallahu.

    Sumber asli tulisan ada di sini

    [Penulis adalah mantan wartawan The Jakarta Post yang kini mengelola website jurnalistravel.com]

    SeluangID

    SeluangID

    Related Posts

    Pendar Sinolog Indonesia itu Telah Berpulang

    by SeluangID
    9 September 2020
    0

    David Kwa. Foto: Ist Penulis : Anggit Saranta “Saya David, kang” Lelaki tua itu dengan ramah menyambut dan memperkenalkan...

    Ajip Rosidi: Membaca dan Menulis Tanpa Akhir

    by SeluangID
    30 Juli 2020
    0

    Maman S. Mahayana (tengah) bersama Ajip Rosidi, sebelum sakit dan meninggal. Ditemani Nani Wijaya, istri Ajip Rosidi. Foto: Maman...

    Saya Yakin, Glenn Orang Baik

    by SeluangID
    9 April 2020
    0

    Glenn Fredly. Foto : dok.Glenn Fredly Penulis : Anggitane Gerimis seketika turun dari langit, membasahi tanah meski masih meninggalkan...

    Next Post
    Potret Pelukis Basoeki Resobowo, M. Hadi, 1956.

    Ke Jakarta Dia tak Kembali

    Rawa Bento, di Kerinci, Jambi. Ia jadi obyek wisata dengan BUMDes sebagai penyedia transportasi. Kini, warga cemas karena perburuan satwa, terutama burung marak dan rencana rawa jadi lahan cetak sawah. Foto: Elviza Diana/ Mongabay Indonesia

    Rawa Tertinggi itu Terancam Perburuan dan Cetak Sawah

    Saat Kiri tak (Lagi) Jalan Terus

    Discussion about this post

    Story Populer

    • Pembacaan Proklamasi kemerdekaan RI oleh Sukarno di Pegangsaan. Sumber foto: Wikipedia

      Proklamasi, Kenapa Pindah dari Ikada ke Pegangsaan?

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Coretan-coretan Sukarno pada Teks Proklamasi itu

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Seni dan Virtual, Antara Eksperimen dan Eksplorasi

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Banjir di Jantung Kalimantan

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Telepon Nasution dan Sarwo Edhie Setelah Pranoto Dibebaskan

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • “Kami tak Ingin Lingkungan Ini Rusak,” kata Yanto

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Menanam Kebaikan, Tumbuh Kebaikan

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    # # #
    SeluangID

    Kami ingin menyajikan berita melalui cerita. Mimpi sederhana kami: mengisahkan kebenaran - walau itu kecil - ke banyak orang. Karena Dunia Butuh Cerita.

    • Amatan & Opini
    • Art
    • Catatan Redaksi
    • Kota Hujan
    • Landscape
    • Obituari
    • Our Story
    • Review

    Follow Us

    We’d like to hear from you!

    Hubungi Kami di : [email protected]

    Ikramina Residence Blok E No 1 RT 004/007 Desa Bojong, Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat, 16310

    • About Seluang
    • Beranda
    • Pedoman Media Siber

    © 2021 Design by Seluang Institute

    • Landscape
    • Our Story
    • Art
    • Amatan & Opini
    No Result
    View All Result

    Welcome Back!

    Login to your account below

    Forgotten Password?

    Create New Account!

    Fill the forms below to register

    All fields are required. Log In

    Retrieve your password

    Please enter your username or email address to reset your password.

    Log In