- Catatan Anggitane
Bulan itu hujan tengah pelit-pelitnya menghampiri tanah Pajajaran, ketika saya dan Dony membahas kemungkinan kolaborasi membangun media daring yang menghimpun minat kita. Satu tahun terakhir kami memang didera semangat menulis dalam intensitas yang cukup menyandera waktu luang.
Selain menulis, kami juga bertanggung jawab untuk mengasuh halaman liputan utama Majalah lokal Bogor yang memamerkan semangat “Menilik Sisi Baik, Memulai Titik Balik”. Interaksi positif yang terpancar nyata-nyata menyandera kami untuk terus menulis, pun ketika halaman asuhan kami harus berhenti beroperasi.
Begitulah, saya tak menyangka harus berjumpa dengan aneka kerumitan membangun konten. Terus belajar dan menelisik karya macam apa yang bisa tetap kami kobarkan, dan tentunya diantara waktu luang yang menipis.
Paham,…bahkan sangat paham bahwa kami tak mungkin berhimpun dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, apalagi disuruh memilih satu dari tujuh hari yang ada. Kami adalah para perindu waktu berkumpul bersama keluarga. Pemburu keceriaan akhir pekan, candaan tetangga dan senyum tulus kunjung-mengunjungi sanak saudara. Jadi…waktu luang adalah sangat berharga.
Ah…barangkali takdir kami tak semulus proposal investasi pemodal media yang marak jelang Pilkada. Riak kami tak lebih baik daripada selentingan kabar kemarin yang berusaha kami resapi, teliti dan telusuri.
Hingga kami yakin untuk diteruskan, disebarluaskan dengan cara berbeda. Modal kami hanya niat baik, tak mau turut dengan hingar bingar kabar amatiran, apalagi pencantut ‘hoax’.
Hingga tiba saatnya kami merasa perlu merumuskan satu nama sebagai penjaga identitas. Dony memang pandai menjebak lontaran spekulasi soal nama, memaksa mencari tema yang sederhana, cerdas dan mengena. Corat-coret kami pada akhirnya tertuju pada cetusan kata ‘Seluang’. Buntut pemujaan kami pada waktu luang yang begitu berharga.
Seluang juga menjadi refleksi keberanian aksi ikan kecil pada air permukaan di nusantara (Kalimantan) dan Asia Tenggara. Ukurannya yang hanya 5 hingga 17 senti itu tak menghalangi kiprahnya memberi manfaat pada ekosistem kehidupan lain.
Seluang merelakan dirinya untuk dinikmati makhluk hidup lain sebagai makanan. Kandungan kalsiumnya yang cukup tinggi akan berdampak pada pengurangan resiko pengeroposan tulang (osteoporosis) oleh manusia yang mengkonsumsinya. Tak heran jika di Kalimantan ikan ini menjadi kegemaran.
Begitu juga kami, berharap bisa diterima dan memberi manfaat baik untuk selanjutnya digemari dan terus dikirimi tulisan dan kritikan. Kami sadar kami memang seadanya dan belum sempurna, toh untuk memberi manfaat pada umat tak perlu juga menunggu sempurna. Tapi kami tengah berusaha menjadi baik.
Bermula dari niat baik bahwa menulis itu baik. Seluang hadir untuk menyemarakkan waktu luang dengan cara dan bacaan yang baik.
Anggitane, cyclist, citizen journalist dan pemulung sampah Ciliwung di Bogor. Menulis musik aktif untuk hujanmusik.id.
Discussion about this post