Seluang.id
  • KotaHujan
  • Editor’s Pick
  • Populer
  • About Seluang
  • Login
No Result
View All Result
  • Landscape
  • Our Story
  • Art
  • Amatan & Opini
SeluangID
  • KotaHujan
  • Editor’s Pick
  • Populer
  • About Seluang
No Result
View All Result
SeluangID
No Result
View All Result

“Semoga Umurmu Cukup untuk Melihat Indonesiamu Maju, Jang”

SeluangID by SeluangID
17 Agustus 2019
in Our Story
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp
Ilustrasi © Unsplash.com
  • Artikel Akhyari Hananto
  • “Ari ujang teh dari mana?” tanya seorang Bapak yang saya temui di sebuah pedesaan asri di selatan Sumedang.

    Bapak ini tak lagi muda, mungkin sudah di atas 70 tahun. Beliau sedang sibuk membersihkan batang-batang bambu apus untuk dipakai mengibarkan puluhan bendera-bendera merah putih di kampungnya.

    Hari itu, tanggal 14 Agustus 2019, hanya 3 hari menjelang peringatan 74 tahun Kemerdekaan Indonesia.

    Kebetulan saya sedang berada di Sumedang hari itu untuk bertemu dengan kelompok-kelompok tani.

    Bapak ini sendirian bekerja, hanya ditemani cucunya (atau mungkin cicitnya) yang berusia 7 tahunan yang juga bermain sendirian.

    Beliau bekerja cepat, tanpa henti, entah apa dalam benaknya.

    “Jang?” suaranya terdengar kembali. “Oh, maaf, pak. Saya dari Jogja” jawab saya dengan penuh hormat. ‘Nyalira saja, pak?‘ saya ganti bertanya.

    “Iya nih. Gak apa-apa, sudah biasa” jawab sang bapak sambil menyeka keringat di wajahnya.

    Siang itu memang panas sekali. Saya sebenarnya ingin bertanya, kemana anak-anak mudanya siang itu…tapi mungkin ada banyak alasan.

    Bisa jadi, anak-anak mudanya masih di sekolah, atau kuliah, atau bekerja, dan akan datang sore harinya.

    Tanpa dinyana, sang bapak berkata “Sepanjang hidup saya, saya mencintai Indonesia, mencintai tempat lahir saya,”.

    “Ujang orang Jawa, saya orang Sunda, tapi kita bisa bertemu, bercengkarama, dan bersatu, karena kita berada di Indonesia”.

    “Jang, hayu diuk di jero” istri sang Bapak keluar dari dalam rumah membawa pisang goreng yang sepertinya baru diangkat dari penggorengan.

    Bapak terus saja mengayunkan parangnya membersihkan bambu-bambu itu. Saya melihat sekeliling beliau.

    Tak ada apa-apa selain gelas dan ceret tempat air minum, tak ada smartphone, tak ada musik, tak ada teknologi baru yang melekat di sekitarnya.

    Dunia modern telah jauh melesat ke depan, meninggalkan pasangan ini sejak lama. Saya beranikan diri bertanya tentang hal tersebut.

    Mengapa tak ada telepon, bagaimana berkomunikasi dengan orang-orang jauh, kira-kira pertanyaan saya seperti itu.

    “Anak-anak saya hidup sekitar sini saja, kalau perlu telpon, tinggal minta tolong mereka. Lagian, siapa yang mau saya telepon, paling adik saya yang di Bandung. Dekat juga” jawabnya.

    Baiklah. Bisa jadi memang teknologi telah jauh meninggalkannya, namun bapak ini mempunyai sesuatu yang jarang kita punyai.

    Yakni kecintaan murni pada bangsanya, yang tak perlu pasang status kemerdekaan, dan tidak perlu mengirim gambar selfie sedang berada di depan bendera merah putih.

    Bapak ini adalah energi besar masa lalu, yang bisa jadi tak lagi kita punyai.

    Kerelaan bekerja dalam sepi, kemauan melalukan hal-hal kecil tanpa perlu ada orang melihat.

    “Saya hanya tinggal punya umur dan sisa-sisa tenaga tua saya, jang. Mungkin tak lagi dibutuhkan bangsa ini yang butuh berlari kencang mengejar ketertinggalan”.

    “Umur saya tak lama lagi, Indonesia yang saya cintai belum juga berjaya”.

    “Kini saya hanya berharap, yang muda-muda tak hitung-hitungan mengeluarkan tenaga, waktu, dan pikirannya untuk masa depan Indonesia”.

    “Semoga umurmu cukup untuk melihat Indonesiamu maju, Jang”

    Air mata saya mengucur tanpa bisa saya tahan. “Selamat Hari Kemerdekaan ke-74, Bapak”

    [Penulis adalah Founder dan Editor in chief Good News From Indonesia. Tinggal di Surabaya]

    Artikel “”Semoga Umurmu Cukup untuk Melihat Indonesiamu Maju, Jang”” merupakan konten kolaborasi dengan Good News From Indonesia. Konten serupa bisa dilihat di sini

    SeluangID

    SeluangID

    Related Posts

    Catatan dari Lokasi Banjir di Pamanukan

    by SeluangID
    11 Februari 2021
    0

    Banjir di Pamanukan. Foto: Bayu Gawtama / Sekolah Relawan Penulis : Bayu Gawtama Ini memang harus dituliskan agar masyarakat...

    Chanee Kalaweit dan Kisah Pelestarian Satwa Liar

    by SeluangID
    22 Januari 2021
    0

    Chanee Kalaweit mendedikasikan hidupnya untuk kelestarian Owa. Sumber Foto : greeners.co Penulis : Linda Christanty Andaikata saya kembali ke...

    Kado 2021 Jokowi untuk Masyarakat Adat

    by SeluangID
    9 Januari 2021
    0

    Acara penyerahan SK Pengelolaan Hutan Adat, Perhutanan Sosial dan TORA di Istana Negara, Kamis, 7 Januari 2021. Foto: BPMI...

    Next Post
    Menandai 74 tahun bangsa Indonesia, kolektif rock Bogor Rock In Rain rilis “Kita Indonesia”. Foto : dok.Rock In Rain

    Pesan Keberagaman dari Kota Hujan

    Mansur Yasong sejak 1985 menjaga habitat maleo di kawasan Suaka Margasatwa Pinjan Tanjung Matop, Tolitoli, Sulawesi Tengah. Foto: Christopel Paino/Mongabay Indonesia

    Mansur Yasong, Penjaga Habitat Maleo di Tanjung Matop

    Mama Yuventa da Ros, seorang warga Kampung Wairbukang yang menetap di dalam hutan lindung sedang berjalan menuju kebun di lahan HKm. Foto: Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia.

    Perjuangan Warga Dapatkan Lahan di Hutan Lindung Egon Ilimedo

    Discussion about this post

    Story Populer

    • Pembacaan Proklamasi kemerdekaan RI oleh Sukarno di Pegangsaan. Sumber foto: Wikipedia

      Proklamasi, Kenapa Pindah dari Ikada ke Pegangsaan?

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Coretan-coretan Sukarno pada Teks Proklamasi itu

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Telepon Nasution dan Sarwo Edhie Setelah Pranoto Dibebaskan

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • “Kami tak Ingin Lingkungan Ini Rusak,” kata Yanto

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Cara Orang Jawa Menikmati Hidup

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Banjir di Jantung Kalimantan

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Kami Mengukur Curah Hujan untuk Menanam

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    # # #
    SeluangID

    Kami ingin menyajikan berita melalui cerita. Mimpi sederhana kami: mengisahkan kebenaran - walau itu kecil - ke banyak orang. Karena Dunia Butuh Cerita.

    • Amatan & Opini
    • Art
    • Catatan Redaksi
    • Kota Hujan
    • Landscape
    • Obituari
    • Our Story
    • Review

    Follow Us

    We’d like to hear from you!

    Hubungi Kami di : [email protected]

    Ikramina Residence Blok E No 1 RT 004/007 Desa Bojong, Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat, 16310

    • About Seluang
    • Beranda
    • Pedoman Media Siber

    © 2021 Design by Seluang Institute

    • Landscape
    • Our Story
    • Art
    • Amatan & Opini
    No Result
    View All Result

    Welcome Back!

    Login to your account below

    Forgotten Password?

    Create New Account!

    Fill the forms below to register

    All fields are required. Log In

    Retrieve your password

    Please enter your username or email address to reset your password.

    Log In