Seluang.id
  • KotaHujan
  • Editor’s Pick
  • Populer
  • About Seluang
  • Login
No Result
View All Result
  • Landscape
  • Our Story
  • Art
  • Amatan & Opini
SeluangID
  • KotaHujan
  • Editor’s Pick
  • Populer
  • About Seluang
No Result
View All Result
SeluangID
No Result
View All Result

Suara Masyarakat Adat Untuk Aksi Global Perubahan Iklim

SeluangID by SeluangID
19 September 2018
in Landscape
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp
Aksi organisasi Masyarakat Adat yang tergabung dalam The Guardin of the Forest. Foto : AMAN
  • Artikel Anggitane

Langit sedang membaik ketika 30.000 massa tengah melakukan aksi parade dalam rangka Global Climate Action Summit di pusat kota San Fransisco, California, Amerika Serikat, Sabtu (8/9) lalu . Mereka adalah profil Masyarakat Adat dari Indonesia, Brazil, Mesoamerika dan Amerika Latin yang memiliki satu suara untuk menekan laju perubahan iklim. Mereka menyebut dirinya The Guardians of the Forest.

The Guardians of the Forest menjadi representasi Masyarakat Adat dunia sebagai solusi untuk perubahan iklim. Persis, sebagaimana rangkaian spanduk maupun poster-poster meraka Guardians of the Forest a solution to climate change.

Sardi Razak, aktivis Masyarakat Adat dari Indonesia yang hadir disana menyatakan bahwa parade global ini adalah bentuk menyuarakan bahwa Masyarakat Adat memiliki pengetahuan dan kecerdasan turun-temurun dalam memelihara dan menjaga iklim. Sardi Razak bersama koleganya Arifin Saleh hadir mewakili organisasinya, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN).

AMAN bersama Coordinadora de las Organizaciones Indigenas de la Cuenca Amazonica/COICA (koordinasi antar organisasi Masyarakat Adat Amerika Latin), Articulacao dos Povos Indigenas do Brasil/APIB (organisasi Masyarakat Adat di Brazil), dan Alianza Mesoamericana de Pueblos y Bosques/AMPB (penghubung organisasi Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal di Mesoamerika). Tergabung dalam The Guardians of the Forest sejak 2014.

Pada 10 – 12 September 2018 mereka mengikuti pertemuan The Governors’ Climate and Forests Task Force/GCF di Hotel Parc 55, San Francisco, California. AMAN masuk sebagai anggota komite GCF Indigenous Peoples Task Force yang mengurusi Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal, AMAN bersama The Guardians of the Forest bertugas untuk melobi para gubernur agar prinsip-prinsip kolaborasi (Principles of Collaboration) antara pemerintah daerah (gubernur) dan Masyarakat Adat dapat diadopsi.

Pada 2014, para gubernur anggota GCF menandatangani sebuah deklarasi di Rio de Janeiro Brasil yang dikenal dengan Deklarasi Rio Branco yang memuat ikrar untuk mengurangi deforestasi sebesar 80 persen pada 2020. Ada komitmen khusus dari Deklarasi Rio Branco ini, yaitu pemerintah dan Masyarakat Adat bekerjasama dalam mengurangi emisi dan deforestasi hutan. Sejauh ini ada 26 gubernur yang setuju menerima deklarasi tersebut, dua di antaranya Papua dan Papua Barat.

Ada lima isu penting yang akan disuarakan Masyarakat Adat di GCF. Yaitu hak atas tanah dan wilayah adat, hak atas menentukan nasib sendiri/FPIC dan menyerukan stop kriminalisasi dan pembunuhan terhadap para pemimpin Masyarakat Adat di dunia.

Isu selanjutnya adalah akses langsung pendanaan kepada Masyarakat Adat, dan pengakuan atas pengetahuan tradisional Masyarakat Adat. Isu ini sendiri terangkum seturut dengan UNFCCC pada 2017 yang mengeluarkan sebuah platform tentang Masyarakat Adat dan Pengetahuan Lokal. Dalam konteks Indonesia, National Determined Contribution (NDC) Indonesia tertulis perihal kontribusi negara terhadap soal pengetahuan tradisional Masyarakat Adat.

***

Matius Awoitauw tak menampakkan wajah lelah, perjalanan jauh Jayapura – San Fransisco tak menyurutkan semangatnya untuk tampil sebagai pembicara kunci event “Our Village Pavilion” 12 September 2018. Acara penting dalam rangkaian Global Climate Action Summit yang berlangsung pada 12 – 14 September 2018.

Bupati Jayapura, sebagai Panelis dalam Site event di Our Village Pavilion, 12 September 2018, Di San Fransisco

Cerita tentang pembangunan kampung adat dan tata layanan kepada masyarakat adat di Papua menjadi topik kunci yang disampaikan Matius dengan lancar. Perannya sebagai Bupati Jayapura memudahkahnya bertutur bagaimana pemerintahannya di Jayapura mendukung pengelolaan wilayah berbasis adat.

Seminggu sebelum ke Amerika, pemerintah Kabupaten Jayapura baru saja me-launching gugus tugas untuk mempercepat kerja-kerja pemetaan Wilayah adat. Gugus tugas ini dibentuk dalam rangka menuju pengakuan dan perlindungan hak adat serta pembangunan ekonomi adat di tingkat kampung. Satu langkah berani dalam menerjemahkan amanat otonomi Khusus Papua yang sejalan dengan target pembangunan nasional.

“Sinergi dan kerjasama semua pihak menjadi penting dalam mendukung upaya-upaya pembangunan masyarakat Adat di Kabupaten Jayapura,” jelas Bupati Matius pada event yang direka oleh Koalisi Masyarakat Adat Beberapa Negara, bertemakan “Indigenous Peoples Working Together with Indigenous Local Government, in Papua Indonesia”.

Pesan Bupati Jayapura itu diperkuat oleh Benja Mambai, Direktur WWF Region Sahul Papua, dimana Papua merupakan tanah surga yang kuat dengan klaim hak masyarakat adat. Pekerjaan-pekerjaan pemetaan Wilayah adat sendiri dimulai sekitar 20 Tahun yang lalu dengan fokus pada kepastian tenurial hak dan tempat-tempat penting masyarakat adat.

Menurutnya, secara sosial, masyarkat adat di Papua telah hidup dengan tata aturan dan pola pemanfaatan sumber daya alam yang baik. Potensi di masyarakat adat sangat melimpah, sehingga masyarakat adat perlu didampingi untuk mengelola dengan baik agar mendapatkan manfaat yang besar dari sumber daya hutan tersebut. Pendekatannya tidak harus extractive, karena beberapa masyarakat adat telah berhasil membangun beberapa pembangunan ekonomi berbasis wisata yang maju.

Salah satu contoh yang sangat kuat adalah Wisata Burung Chendrawasih di Jayapura yang dikelola oleh Masyarakat Adat.

“Apabila kita berkunjung ke Wilayah kelola Masyarakat Adat ini, digaransi akan melihat minimal 5 jenis Burung Chendrawasih yang diproteksi secara baik oleh Masyarakat Adat,” tegas Benja.

Kabupaten Jayapura saat ini terus maju dan didorong sebagai pilot pembangunan tata pemerintahan kampung berbasis adat. Seiring dengan beberapa misi dan upaya untuk membangun kembali dan memproteksi tata nilai dan tata pemerintahan adat yang sudah selama ini menjadi pegangan di tingkat Masyarkat adat.

Hal senada juga disampaikan Ruka Sombolinggi – Sekrataris Jendral Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) yang juga duduk di panel bersama Bupati Jayapura. Ia menyampaikan bahwa “Inisiatif program kerja yang dibangun oleh pemerintah Kabupaten Jayapura adalah langkah penting untuk membangun masyarakat adat. Ini perlu didukung dan diperkuat untuk menyediakan ruang belajar bagi Wilayah-wilayah kabupaten Lain di Papua”.

Global Climate Action Summit adalah pertemuan tingkat tinggi para pihak untuk mendedikasikan tindakan, komitmen dan tekad untuk mempercepat tindakan terkait perubahan iklim pada tahun 2020. Berdasarkan perjanjian Paris, komunitas global telah sepakat untuk menghadapi krisis iklim dengan cara menjaga kenaikan suhu global jauh di bawah 2 derajat celcius, serta mengejar upaya untuk membatasi tidak sampai1,5 derajat.

Pertemuan ini salah satunya untuk memamerkan tindakan yang dilakukan oleh negara bagian, wilayah, kota, perusahaan, investor, dan masyarakat sipil untuk mengurangi emisinya.

Ditulis dengan tambahan rujukan dari sini dan disini 

Anggitane, cyclist, citizen journalist dan pemulung sampah Ciliwung di Bogor. Menulis musik aktif untuk hujanmusik.id.

SeluangID

SeluangID

Related Posts

637.624 Hektare Kawasan Mangrove Kritis

by SeluangID
12 Februari 2021
0

Salah satu hutan mangrove di pesisir utara Cirebon. Foto : Dony P. Herwanto (2019) Penulis : Dony P. Herwanto...

Kondisi banjir di Dayeuh Kolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada awal Februari 2020.
Foto: Donny Iqbal/Mongabay

Dan Kita yang Lambat Tangani Banjir

by SeluangID
24 Februari 2020
0

Kondisi banjir di Dayeuh Kolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada awal Februari 2020. Foto: Donny Iqbal/Mongabay Penulis : Donny...

Ilustrasi. Masyarakat Kasepuhan Karang, Kabupaten Lebak, Banten dengan latar bangunan rumah adat berbahan kayu dan beratap injuk. Foto : Donny Iqbal/Mongabay Indonesia

Mitigasi Bencana di Kampung Cikondang

by SeluangID
27 Januari 2020
0

Ilustrasi. Masyarakat Kasepuhan Karang, Kabupaten Lebak, Banten dengan latar bangunan rumah adat berbahan kayu dan beratap injuk. Foto :...

Next Post
Sofyan berdoa di bawah guyuran hujan. Berdoa kepada Tuhan agar proses penggusuran paksa atas rumah-rumah warga tidak dilakukan. Foto: Jogja Darurat Agraria

Air Mata di Tanah Bandara

Kasmini warga Wadas dibantu suaminya sedang menjemur umbi gadung. Foto : Nuswantoro / Mongabay Indonesia

Demi Pertanian, Warga Wadas Tolak Penambangan

Buku Aku, Meps dan Beps karya Reda Gaudiamo dan Soca. Foto: sintiaastarina.com

Rekreasi di Tengah Muramnya Buku Anak

Discussion about this post

Story Populer

  • Naskah asli Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dikoleksi wartawan B.M Diah. Sumber foto: Wikipedia

    Coretan-coretan Sukarno pada Teks Proklamasi itu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Proklamasi, Kenapa Pindah dari Ikada ke Pegangsaan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Telepon Nasution dan Sarwo Edhie Setelah Pranoto Dibebaskan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kami Mengukur Curah Hujan untuk Menanam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Saya Tidak Panik. Saya Mengisolasi 14 Hari

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Kami tak Ingin Lingkungan Ini Rusak,” kata Yanto

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Seni dan Virtual, Antara Eksperimen dan Eksplorasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
# # #
SeluangID

Kami ingin menyajikan berita melalui cerita. Mimpi sederhana kami: mengisahkan kebenaran - walau itu kecil - ke banyak orang. Karena Dunia Butuh Cerita.

  • Amatan & Opini
  • Art
  • Catatan Redaksi
  • Kota Hujan
  • Landscape
  • Obituari
  • Our Story
  • Review

Follow Us

We’d like to hear from you!

Hubungi Kami di : [email protected]

Ikramina Residence Blok E No 1 RT 004/007 Desa Bojong, Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat, 16310

  • About Seluang
  • Beranda
  • Pedoman Media Siber

© 2021 Design by Seluang Institute

  • Landscape
  • Our Story
  • Art
  • Amatan & Opini
No Result
View All Result

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In