Seluang.id
  • KotaHujan
  • Editor’s Pick
  • Populer
  • About Seluang
  • Login
No Result
View All Result
  • Landscape
  • Our Story
  • Art
  • Amatan & Opini
SeluangID
  • KotaHujan
  • Editor’s Pick
  • Populer
  • About Seluang
No Result
View All Result
SeluangID
No Result
View All Result

Tan Malaka dan Kolonel Tan Malaka

SeluangID by SeluangID
3 Desember 2018
in Our Story
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp
Tan Malaka. Foto: picture-alliance/United Archives/TopFoto
  • Artikel Hasan Aspahani

Singapoera Diserang

Berita extra dari Reuter menjatakan bahwa tadi pagi poekoel 4.14 pesawat-pesawat terbang Djepang melakoekan serangan kepada poelau Singapoera. Selain dari pada itoe di sebelah selatan dari perbatasan Thai dan Malaya, Djepang mendaratkan pasoekannja.

Pemandangan, Senen 8 Desember 1941.

***

Ia berada di Singapura ketika 125 pesawat tempur Jepang menyerbu kota pulau itu dan menewaskan 300 penduduk yang tak tahu apa-apa tentang perang. Ia menjadi saksi kekalahan Inggris dan memutuskan inilah saatnya kembali. Jepang telah menguasai Singapura dan Semenanjung Malaya serta mengusir Belanda dari Hindia Belanda – negeri yang ia tinggalkan, yang kemerdekaannya ia impikan.

Inilah saatnya aku kembali. Tapi bagaimana caranya?

Sudah dua puluh tahun lebih ia meninggalkan negerinya, dan Singapura kini tak lagi aman. Di Singapura dia mengajar di sekolah Tionghoa, dan ia dikenal sebagai orang Tionghoa juga. 60.000 orang Tionghoa di kota itu hendak dihabisi Jepang. Mungkin itu hanya desas-desus mengingat permusuhan dan perang antara Jepang dan Tiongkok, tapi kemudian ia mendengar memang ada pembantaian itu. 2.000 pemuda Tiongkok dikumpulkan, dan dalam satu perjalanan, ketika seorang melawan, semua pemuda itu dihujani peluru!

Ia dapat kesempatan memulai kepulangannya dengan menumpang kereta api Singapura menuju Penang. Dari Penang menyeberang ke Belawan, Medan. Bukan perjalanan yang mudah, karena buruknya sarana dan jalur transportasi di tengah kecamuk perang. Jalur rel kereta api banyak yang putus dan secara darurat disambung dengan jembatan kayu sementara karena Inggris sudah meledakkan jembatan untuk menghalangi gerakan pasukan Jepang.

Baca juga: Yang Terjadi Setelah Hatta Mundur

Sebuah kapal kongsi dagang, sebuah tongkang, akhirnya membawanya berlayar ke Belawan. Ia sampai – dengan kombinasi antara ketidaksabaran dan kapal yang teramat lambat – setelah 20 hari berlayar hanya untuk menyeberangi Selat Malaka.

Medan bukanlah kota yang asing baginya. Ia sempat mengajar di kota itu sebelum ke Jawa dan kemudian menghilang. Tak banyak yang berubah dari kota ini, ia masih mengenali paras bangunan-bangunan bagus yang tampak masih itu-itu juga. Banyak surat kabar dan percetakan besar di Medan.

Ia sampai juga pada kawasan pertokoan yang banyak menjual buku-buku, baru maupun bekas. Dia ikut berjejal di antara orang-orang yang ingin membeli, yang sekadar meninjau, atau benar-benar ingin membaca di tempat.

Seorang penjual buku tertarik padanya dan menyorongkan sebuah buku yang mungkin dipikirnya menarik baginya. “Ini buku yang baik dan laku,” kata si pedagang.

“Pacar Merah” oleh Matu Mona. Ia membolak-balik buku itu dan sedapat mungkin menahan keterkejutan. Itu buku berkisah tentang dirinya!

“Tuan tahu? Tan Malaka sudah berada di Padang. Dia sudah berbicara hari ini di tanah lapang Padang. Tinggi sekali pangkatnya dalam tentara Nippon.”

“Apa pangkatnya?”

“Kolonel, kata orang!”

Baca juga: Maju tak Gentar dan Peluru yang Menembus Paha

Dalam perjalanan kembali ke Jakarta, ia sempat juga singgah di Bukittinggi, kota di mana enam tahun ia habiskan waktunya untuk menyelesaikan pendidikan Kweekschool di sana, dan membatalkan niat ke Padang karena situasi kota yang sebaiknya memang ia hindari saja. Perjalanan membawanya ke Palembang dan lalu Tanjungkarang.

Kini pertanyaannya bagaimana menyeberang ke Jawa? Jepang memperketat – bahkan nyaris memutus – hubungan Jawa dan Sumatera. Peraturan pelayaran amat ketat. Hanya orang dengan bawaan barang dagangan sedikitnya 300 kilogram yang diizinkan menyeberang ke Jawa lewat kapal dari pelabuhan resmi dengan persetujuan duane.

Pilihan lain adalah menyeberang lewat pelabuhan gelap, yang nyaris saja ia putuskan dengan penantian yang tak pasti, hingga seorang pedagang dari Silungkang dikabarkan akan menyeberang dengan sebuah kapal yang sudah ia sewa untuk membawa barang dagangannya. Si pedagang memberi kesempatan pada 12 orang lain yang dengan akal-akalan bisa didaftarkan telah membawa 300 kg barang.

Kapal tauke Silungkang yang ia tumpangi benar-benar berlayar dalam arti yang sebenarnya. Jika tak ada angin, kapal itu hanya mengapung ikut arus laut. Itu sebabnya perjalanan tak bisa diperhitungkan kapan akan sampai di Pasar Ikan di Teluk Jakarta. Badai besar yang datang pada suatu malam membawa kapal mendekat ke pesisir Banten. Ia memilih turun di Banjarnegara, Banten. Lalu menempuh perjalanan darat, dua tiga kali berganti sado, sebelum tiba di Benteng, dan kemudian naik kereta api menuju Jakarta.

Baca juga: Surat Sapardi dari Madiun untuk Goenawan Mohamad

[Penulis adalah mantan wartawan. Kini bermukim di Jakarta. Giat menulis puisi dan sedang mendalami penulisan naskah film. Tukang gambar yang rajin berkeliling Jakarta]

Artikel “Tan Malaka dan Kolonel Tan Malaka” merupakan konten kolaborasi dengan narakata.com, konten serupa bisa dilihat di sini

SeluangID

SeluangID

Related Posts

Catatan dari Lokasi Banjir di Pamanukan

by SeluangID
11 Februari 2021
0

Banjir di Pamanukan. Foto: Bayu Gawtama / Sekolah Relawan Penulis : Bayu Gawtama Ini memang harus dituliskan agar masyarakat...

Chanee Kalaweit dan Kisah Pelestarian Satwa Liar

by SeluangID
22 Januari 2021
0

Chanee Kalaweit mendedikasikan hidupnya untuk kelestarian Owa. Sumber Foto : greeners.co Penulis : Linda Christanty Andaikata saya kembali ke...

Kado 2021 Jokowi untuk Masyarakat Adat

by SeluangID
9 Januari 2021
0

Acara penyerahan SK Pengelolaan Hutan Adat, Perhutanan Sosial dan TORA di Istana Negara, Kamis, 7 Januari 2021. Foto: BPMI...

Next Post
Hutan Papua, berubah wujud, antara lain jadi kebun-kebun sawit. Foto: dariMighty, SKP-KAM Merauke, Yayasan Pusaka, dan Federasi Eropa untuk Transportasi dan Lingkungan.

Setelah 17 Tahun Otsus

Salah satu penampilan peserta Festival Tunggul Kawung 2017. Foto: Rifky Setiadi/DK3B

Festival Tunggul Kawung Kembali Bergaung

Narasumber talkshow sesi I (dari kiri ke kanan): Dahniar Andriani (Koordinator Koalisi Hutan Adat), Ageng Herianto (FAO), Muhammad Said (Direktur PKTHA-KLHK), Wiratno (Dirjen KSDAE-KLHK), Hariadi Kartodihardjo (Guru Besar Fakultas Kehutanan IPB), dan Arimbi Heroepoetri (DWI).

Menuju Percepatan Hutan Adat yang Berkualitas

Discussion about this post

Story Populer

  • Pembacaan Proklamasi kemerdekaan RI oleh Sukarno di Pegangsaan. Sumber foto: Wikipedia

    Proklamasi, Kenapa Pindah dari Ikada ke Pegangsaan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Coretan-coretan Sukarno pada Teks Proklamasi itu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Banjir di Jantung Kalimantan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Seni Tradisi dan Adaptasi Semasa Pandemi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Amirah Telah Pergi Selamanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membincang Hegemoni dalam Reformasi Dikorupsi Bersama Peramu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Seni dan Virtual, Antara Eksperimen dan Eksplorasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
# # #
SeluangID

Kami ingin menyajikan berita melalui cerita. Mimpi sederhana kami: mengisahkan kebenaran - walau itu kecil - ke banyak orang. Karena Dunia Butuh Cerita.

  • Amatan & Opini
  • Art
  • Catatan Redaksi
  • Kota Hujan
  • Landscape
  • Obituari
  • Our Story
  • Review

Follow Us

We’d like to hear from you!

Hubungi Kami di : [email protected]

Ikramina Residence Blok E No 1 RT 004/007 Desa Bojong, Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat, 16310

  • About Seluang
  • Beranda
  • Pedoman Media Siber

© 2021 Design by Seluang Institute

  • Landscape
  • Our Story
  • Art
  • Amatan & Opini
No Result
View All Result

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In