Seluang.id
  • KotaHujan
  • Editor’s Pick
  • Populer
  • About Seluang
  • Login
No Result
View All Result
  • Landscape
  • Our Story
  • Art
  • Amatan & Opini
SeluangID
  • KotaHujan
  • Editor’s Pick
  • Populer
  • About Seluang
No Result
View All Result
SeluangID
No Result
View All Result

Tiga Fragmen di Tahun 1965

SeluangID by SeluangID
20 Mei 2019
in Obituari
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp
Sumber foto: www.narakata.com
  • Artikel Hasan Aspahani

I.

Dan Jassin pun bisa sedikit lega. Baru saja beberapa hari masuk tahun 1965, ia menyelesaikan pekerjaan menerjemahkan bab terakhir buku yang ia beri judul Api Islam, apa yang ia mulai sejak lima bulan lalu.

Pagi itu ia mengirimkan hasil pekerjaannya, menyusul bab-bab terdahulu dari buku karya Syed Ameer Ali yang berjudul asli dalam bahasa Inggris Spirit of Islam yang sudah ia kirim ke Penerbit Pembangunan. Ia kini bekerja di rumah saja, sejak menarik diri dari Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Ia makin yakin keputusannya itu benar. Ia bisa mencurahkan energinya penuh-penuh pada kerja menulis. Majalah Sastra pun berhenti terbit, tak sanggup ia menutup biaya produksi yang mencapai Rp500.000 per edisi.

Yang mencemaskan hanyalah ekonomi yang kian morat-marit. Inflasi 500 persen. Satu dollar Amerika yang kurs resminya Rp45, harus dibeli dengan nilai tukar Rp8.500!

Baca juga : Kopi Tubruk dan Wartawan Amerika yang Kecewa

Toh ia masih bisa menghibur diri bahwa dia tidak perlu menukar rupiah untuk bepergian ke luar negeri dan ini bukan soal dirinya saja, semua orang di negeri ini menghadapi kebrengsekan ekonomi yang sama. Sedapat mungkin Jassin berusaha bertahan dengan honor tulisan, royalti buku, dan kerja-kerja penyuntingan dan penerjemahan yang makin seret saja apalagi setelah buku-bukunya dinyatakan terlarang.

Tak ia tahu akan sejauh ini akibat dari membubuhkan tanda tangan bersama kawan-kawan pada pernyataan bernama Manifesto Kebudayaan itu.

Keadaan tak membaik sepanjang tahun itu.

Politik benar-benar telah menjadi panglima. Kebudayaan sedang disurukkan untuk juga menghamba. Puluhan ribu lebih buku yang dianggap sebagai agen penetrasi kebudayaan imperialis Amerika Serikat dan piringan hitam The Beatles – yang dianggap merusak akhlak, cabul dan berbau Manikebu – dibakar oleh apa yang menamakan kelompoknya sebagai massa rakyat revolusioner sambil menyanyikan lagu hancurkanlah Inggris dan Amerika, hancurkanlah musuh kita.

Dan itu terjadi di wilayah teritori militer: yaitu di halaman Komdak VII Jaya! Ada buku Jassin di antara buku-buku Sutan Takdir, Hamka, Balfas, Trisno Sumarjo, Mochar Lubis yang dibakar itu. Di kota-kota lain buku-buku mereka dirazia dan disita.

Sesungguhnya ia tak sedikitpun menyesali apa yang sudah ia putuskan, kecuali jika sudah mendengar keluhan istrinya setiap kali pulang dari pasar.

“Aduh, harga beras sekarang sudah Rp400 sekilo….” Jassin tahu istrinya adalah perempuan sabar yang tak mudah mengeluh.

“Masih cukup untuk belanja besok?”. Istrinya hanya menggeleng lemah dan berlalu.

Dan Jassin tahu kemana harus minta tolong: Mien Joebbar, minta honornya dibayar di depan. Mien adalah ketua bagian redaksi Penerbit Pembangunan.

Baca juga : Tentang Seseorang yang Terbunuh di Sekitar Agresi Militer Belanda II

II.

Dan 37.000 pucuk senjata laras pendek masuk secara gelap. Di Jawa Barat dan Jawa Tengah, tentara menyergap senjata itu di beberapa tempat: Mauk, Pangandaran, Tegal, dan Pacitan. Ini jenis senjata yang larasnya bisa diganti dan untuk dicocokkan dengan peluru buatan Rusia, RRC, dan Amerika.

“Persis senjata yang digunakan pasukan Vietcong di Vietnam,” ujar seorang informan di kalangan tentara kepada wartawan Rosihan Anwar.

Siapa yang memasukkan senjata itu? Dari mana asalnya? Seorang pejabat negara dari Partindo disebut-sebut sebagai orang yang mendatangkan senjata itu dari Macao. Bagaimana pun, senjata-senjata itu belum dilengkapi dengan peluru, tapi kecurigaan lalu menjadi kian santer dan situasi politik pun kian memanas.

Apakah ini untuk mempersenjatai petani dan buruh sesuai ide membentuk Angkatan Kelima? Siapa yang mendanai pembelian senjata itu? Jika ini bantuan gelap dari RRC, sudah sejauh itukah intervensi mereka?

Diplomasi RRC memang sangat aktif di Indonesia. PM Chen Yi pada perayaan 20 Tahun Kemerdekaan RI di Jakarta menjanjikan dan meyakinkan komitmen mereka membantu Indonesia. “Soviet itu sudah menjadi Nekolim. Lupakan saja. Jangan berharap bantuan dari mereka. Jika Indonesia memerlukan suku cadang, kami sanggup mensuplai berapa pun yang dibutuhkan,” kata PM Chen Yi.

Baca juga : Bekas Peluru di Dinding Catalina

III.

Deputy III Panglima Angkatan Darat Mayjen M.T. Haryono yang menangani urusan kekaryaan pada hari-hari di bulan Agustus 1965 menjadi orang yang paling sering dimintai pendapat oleh atasannya Panglima Angkatan Darat Letjen Ahmad Yani.

Ia pun kerap bertemu dan berdiskusi dengan orang-orang sipil yang ia percaya dan bisa membantunya menganalisa situasi sosial dan politik dalam negeri. Satu hal yang sama mereka rasakan adalah semakin nyata dan terasa kemerosotan Indonesia di semua bidang.

Harga sandang dan pangan melambung. Inflasi makin menggila. Rupiah makin tak punya harga.

“Kita tak bisa membiarkan keadaan terus berjalan begini. Kita harus mencari jalan keluar dari kemandekan politik dan ekonomi sekarang,” ujarnya dalam sebuah diskusi.

Pemerintah Sukarno membuat berbagai kebijakan. Tapi bagaimana menjalankannya? “Tentaralah yang bisa kita harapkan,” kata seorang peserta diskusi.

“Kau tidak tahu betul bagaimana keadaan dalam kalangan Tentara sendiri sekarang ini. Banyak yang tidak beres di sana. Apa yang dapat dilakukan tentara sebagai alat dengan segala ketidakberesan itu?” kata Mayjen Haryono. Ia memang dikenal sebagai sosok yang realistis, tapi cenderung memandang suram segala sesuatu.

[Penulis adalah mantan wartawan. Kini bermukim di Jakarta. Giat menulis puisi dan sedang mendalami penulisan naskah film. Tukang gambar yang rajin berkeliling Jakarta]

Artikel “Tiga Fragmen di Tahun 1965” merupakan konten kolaborasi dengan narakata.com, konten serupa bisa dilihat di sini

SeluangID

SeluangID

Related Posts

Pendar Sinolog Indonesia itu Telah Berpulang

by SeluangID
9 September 2020
0

David Kwa. Foto: Ist Penulis : Anggit Saranta “Saya David, kang” Lelaki tua itu dengan ramah menyambut dan memperkenalkan...

Ajip Rosidi: Membaca dan Menulis Tanpa Akhir

by SeluangID
30 Juli 2020
0

Maman S. Mahayana (tengah) bersama Ajip Rosidi, sebelum sakit dan meninggal. Ditemani Nani Wijaya, istri Ajip Rosidi. Foto: Maman...

Saya Yakin, Glenn Orang Baik

by SeluangID
9 April 2020
0

Glenn Fredly. Foto : dok.Glenn Fredly Penulis : Anggitane Gerimis seketika turun dari langit, membasahi tanah meski masih meninggalkan...

Next Post
Salah satu penyintas gempa dan tsunami Palu yang menemukan kedamaian dari bilik bambu. Foto : Ahmad Yunus.

Tuhan Ada di Bilik Bambu

Seorang pelajar membawa kantong berisi sampah plastik yang dipungut dari Sungai Code. Foto: Nuswantoro/ Mongabay Indonesia

Bersih-bersih Sungai Code

Foto : Shinta Maharani

Budak Jim dan Huckleberry Finn

Discussion about this post

Story Populer

  • Pembacaan Proklamasi kemerdekaan RI oleh Sukarno di Pegangsaan. Sumber foto: Wikipedia

    Proklamasi, Kenapa Pindah dari Ikada ke Pegangsaan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Coretan-coretan Sukarno pada Teks Proklamasi itu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Telepon Nasution dan Sarwo Edhie Setelah Pranoto Dibebaskan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Cara Orang Jawa Menikmati Hidup

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Banjir di Jantung Kalimantan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Seni dan Virtual, Antara Eksperimen dan Eksplorasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kami Mengukur Curah Hujan untuk Menanam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
# # #
SeluangID

Kami ingin menyajikan berita melalui cerita. Mimpi sederhana kami: mengisahkan kebenaran - walau itu kecil - ke banyak orang. Karena Dunia Butuh Cerita.

  • Amatan & Opini
  • Art
  • Catatan Redaksi
  • Kota Hujan
  • Landscape
  • Obituari
  • Our Story
  • Review

Follow Us

We’d like to hear from you!

Hubungi Kami di : [email protected]

Ikramina Residence Blok E No 1 RT 004/007 Desa Bojong, Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat, 16310

  • About Seluang
  • Beranda
  • Pedoman Media Siber

© 2021 Design by Seluang Institute

  • Landscape
  • Our Story
  • Art
  • Amatan & Opini
No Result
View All Result

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In