Seluang.id
  • KotaHujan
  • Editor’s Pick
  • Populer
  • About Seluang
  • Login
No Result
View All Result
  • Landscape
  • Our Story
  • Art
  • Amatan & Opini
SeluangID
  • KotaHujan
  • Editor’s Pick
  • Populer
  • About Seluang
No Result
View All Result
SeluangID
No Result
View All Result

Wai Rejected, Pemutar Rock Alternatif

SeluangID by SeluangID
28 Oktober 2018
in Art
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp
Wai Rejected, unit rock alternatif asal Pontianak yang sudah menebar album perdana “Terbitlah Terang”. Foto : dok.Wai Rejected
  •  Artikel : Anggitane

Bayangan beban roda menggelinding menyeruak sedemikian rigidnya. Tak ada perumpamaan tepat untuk digambarkan, selain petunjuk bahwa saya sedang di jalan raya menuju Bandara. Untungnya, skenario untuk tak pegang kendali moda berhasil dijalankan. Sukses meneruskan niat menyimak beberapa rilisan yang masuk hujanmusik[at]gmail[dot]com. Salah satunya single “rewind” yang saya dapati dari album “Terbitlah Terang”, koleksi unit rock alternatif potensial, Wai Rejected.

Memutar “rewind” bak mengenang mesin pemanggang roti di kantor lama saya. Uzur namun banyak diperlukan. Entah produksi tahun berapa, aroma yang ditimbulkan kerap menipu kadar kematangan panggangan. Pun dengan Wai Rejected. Keberanian membawakan jenis musik rock spesifik era 90an, sukses mendudukan karya mereka sebagai salah satu jejak musik potensial di nusantara.

Begitulah, saya menyimak dan meneruskan memperdengarkan 7 buah lagu lainnya semacam “Reason to Fight”, “Tabu”, “Intensi”, “The World Talks”, “Propaganda”, “Oh My”, dan “Terbitlah Terang”. Driver sebelah saya tak banyak gerak, fokus memastikan laju moda terjaga hingga tuntas perjalanan ke Bandara. Saya tak tahu apakah ia menikmati atau mengutuki, yang pasti jarinya mengetuk-ngetuk stir mobil dengan teratur.

Wai Rejected saya kenal sebagai kolektif musik hasil seleksi Meet The Labels tahun 2015 asal Pontianak. Namun dalam berbagai rilis di media mereka menulis jejak aroma musik kali pertama terjadi pada 2006 di Malang, Jawa Timur. Perkenalan Doni (Vocal), Edho (Bass), Theo (Gitar, Synth), John (Gitar) & Dhika (Drum) pada musik The Stroke, Bloc Party, The Foals, RATM, Incubus, Imagine Dragon dan Koes Plus, sedikit banyak tercerna dalam debut album mereka.

Ada identitas musik yang sangat erat tercekat pada instrumen bassdan drum yang membentuk karakter musik Wai Rejected. Didukung instrumen lain seperti gitar dan synth, pengantar mood yang bagus di album ini.

“Rewind” menjadi pengantar saya berkenalan dengan band yang telah menuntaskan tur 30 hari dalam album pertama. Rangkaian tour darat bertajuk Terbitlah Terang Tour yang terjadi di Kalimantan dan melintasi tiga negara. Setiap lagu dalam album ini menyajikan karakter sound yang berbeda. Ada emosi sendiri sesuai dengan pesan yang hendak mereka sampaikan.

Wai Rejected tengah bertutur tentang keprihatinan terhadap fakta sosial, isu hoax yang meresahkan, perbedaan yang kencang diperdebatkan, sampai fakta bahwa masih banyak anak-anak derita korban perang yang terlupakan oleh kemanusiaan.

Bisa jadi, “Terbitlah Terang” adalah cara pandang mereka menerka situasi saat ini, sekaligus ungkapan harapan untuk kehidupan yang lebih baik. Ya…itu harapan saya juga.

“Terbitlah Terang” terjadi dengan pelibatan rekan-rekan seniman dari lintas bidang seni lainnya. Artwork album ini merupakan kolaborasi seni ilustrasi dan grafis antara Sirjipang dan Andika Patrya. Sebuah proyek kesenian yang menginterpretasikan lirik-lirik dari setiap lagu.

Untuk menikmati jejak karya mereka cukup mudah. Album telah disebar dalam format fisik berbentuk cakram padat (CD) oleh Demajors Records. Diedarkan untuk seluruh jaringan toko demajors diseluruh Indonesia.

***

Soekarno-Hatta sudah menyapa, dari Bogor saya tiba dengan semangat kerja. Sudah terbayang bakal susah bersua kawan lama. Jadwal padat merapat layaknya pekerja dinas luar kota. Ya sudahlah, dinikmati saja.

Jayalah karya musik Indonesia.

[penulis adalah petani serabutan dan berdagang di @tanigadungan]

Artikel “Wai Rejected, Pemutar Rock Alternatif” merupakan konten kolaborasi dengan HujanMusik!. Konten serupa bisa dilihat di sini

SeluangID

SeluangID

Related Posts

Membincang Hegemoni dalam Reformasi Dikorupsi Bersama Peramu

by Kotahujan News & Story
2 Januari 2021
0

Peramu, mengusung heavy rock dengan lirik dukungan gerakan sosial. Artwork by Graditio Penulis : Anggit Saranta Laju melaju menembus...

Getar Piano itu Melebur

by Kotahujan News & Story
1 Januari 2021
0

Pianis muda Syauqi Hafidz tampil pada Konser Solo Piano “Atas Nama Cinta” digelar secara virtual. Foto : Derass Penulis...

DISKOTEQ, kolektif post-punk Bogor, menghentak dengan album pendek bertajuk “Grayscale”. Foto : Pramedya Nataprawira

Moderasi Panggung Post Punk DISKOTEQ

by SeluangID
8 September 2019
0

DISKOTEQ, kolektif post-punk Bogor, menghentak dengan album pendek bertajuk “Grayscale”. Foto : Pramedya Nataprawira  Artikel...

Next Post
1949, Indonesia --- Dr. Mohammed Hatta the Prime Minister of Indonesia (1902-1980). --- Image by © Hulton-Deutsch Collection/CORBIS

Yang Terjadi Setelah Hatta Mundur!

Jumiati, penggerak perempuan nelayan dari Desa Sei Nagalawan, Kabupaten Sedang Bedagai (Sergai), Medan, Sumatera Utara. Foto: Lusia Arumingtyas/ Mongabay Indonesia

Penyelamat Mangrove dari Nagalawan

Ratusan narapidana di Rutan Sialang Bungkuk Pekanbaru. Sumber: netralnews.com

Memasyarakatkan Kembali Narapidana

Discussion about this post

Story Populer

  • Naskah asli Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dikoleksi wartawan B.M Diah. Sumber foto: Wikipedia

    Coretan-coretan Sukarno pada Teks Proklamasi itu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Proklamasi, Kenapa Pindah dari Ikada ke Pegangsaan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Telepon Nasution dan Sarwo Edhie Setelah Pranoto Dibebaskan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Saya Tidak Panik. Saya Mengisolasi 14 Hari

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Kami tak Ingin Lingkungan Ini Rusak,” kata Yanto

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Seni dan Virtual, Antara Eksperimen dan Eksplorasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ajip Rosidi: Membaca dan Menulis Tanpa Akhir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
# # #
SeluangID

Kami ingin menyajikan berita melalui cerita. Mimpi sederhana kami: mengisahkan kebenaran - walau itu kecil - ke banyak orang. Karena Dunia Butuh Cerita.

  • Amatan & Opini
  • Art
  • Catatan Redaksi
  • Kota Hujan
  • Landscape
  • Obituari
  • Our Story
  • Review

Follow Us

We’d like to hear from you!

Hubungi Kami di : [email protected]

Ikramina Residence Blok E No 1 RT 004/007 Desa Bojong, Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat, 16310

  • About Seluang
  • Beranda
  • Pedoman Media Siber

© 2021 Design by Seluang Institute

  • Landscape
  • Our Story
  • Art
  • Amatan & Opini
No Result
View All Result

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In