Seluang.id
  • KotaHujan
  • Editor’s Pick
  • Populer
  • About Seluang
  • Login
No Result
View All Result
  • Landscape
  • Our Story
  • Art
  • Amatan & Opini
SeluangID
  • KotaHujan
  • Editor’s Pick
  • Populer
  • About Seluang
No Result
View All Result
SeluangID
No Result
View All Result

Wujudkan Pengelolaan Tanah Berbasis Masyarakat

SeluangID by SeluangID
27 September 2018
in Landscape
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp
Pembukaan Global Land Forum (GLF) 2018, Bandung, Senin (24/9) – (Kiri ke Kanan) Direktur International Land Coalition (ILC) Mike Taylor; Ketua National Organizing Committee GLF 2018 Dewi Kartika; Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko; Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution; Ketua Komnas Ham Ahmad Taufan Damanik; dan Walikota Bandung Oded M. Danial, membuka secara resmi Global Land Forum 2018 dengan bersama-sama memainkan Angklung, alat musik khas Jawa Barat. Permainan angklung secara simbolis menggambarkan harmoni dan sinergi dari semua pihak untuk kesuksesan program Reforma Agraria di Indonesia. Foto: Panitia GLF 2018

  • Artikel Dony P. Herwanto
  • Meskipun hampir semua Negara di berbagai belahan dunia telah merdeka, namun persoalan perampasan tanah dan sumber daya alam yang merupakan simbol dari kolonialisme dan kapitalisme masih terjadi dan terus meluas.

    Praktek-praktek perampasan tanah tersebut seringkali diikuti oleh tindakan kekerasan dan pembunuhan terhadap masyarakat yang berusaha mempertahankan tanah mereka. Dilansir dari The Guardian, sedikitnya 197 pemimpin organisasi, aktivis, dan jurnalis pejuang hak atas tanah telah terbunuh dalam kurun waktu 2017. Situasi tersebut berlanjut di tahun 2018, di mana tercatat 66 orang telah terbunuh sejauh ini. Saat ini mereka masih rentan terhadap intimidasi, kriminalisasi bahkan ancaman pembunuhan.

    Perjuangan masyarakat dalam mempertahankan hak atas tanah mereka harus berhadapan dengan agenda pasar yang menganggap tanah sebagai komoditas yang bisa diperdagangkan.

    Situasi di atas membuat nasib petani, nelayan, masyarakat adat, dan perempuan semakin terpuruk. Kontrol mereka atas tanah sebagai sumber pangan dan kehidupan menjadi hilang, mengakibatkan kemiskinan dan kelaparan berada pada titik yang sangat mengkhawatirkan.

    Laporan FAO 2017 memperkirakan angka kelaparan dan kekurangan gizi meningkat dari 777 juta tahun 2015 menjadi 815 juta pada tahun 2016. Atas situasi tersebut, lebih dari 800 organisasi masyarakat sipil, organisasi rakyat, organisasi pembangunan internasional, badan-badan PBB, akademisi hingga lembaga pemerintahan akan bertemu di Bandung, dalam perhelatan Global Land Forum (GLF) ke-8.

    Menuntut pemenuhan hak atas tanah bagi rakyat, khususnya petani kecil, tuna kisma, nelayan miskin, perempuan dan masyarakat adat, serta perlindungan bagi pejuang hak atas tanah dan lingkungan.

    Pembukaan Global Land Forum (GLF) 2018, Bandung, Senin (24/9) – Ketua Dewan Nasional Konsorsium Pembaruan Agraria Iwan Nurdin (kanan) menyerahan Lokasi Prioritas Reforma Agraria (LPRA) kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution (kiri). LPRA untuk penguatan dan percepatan implementasi program Reforma Agraria dan Perhutanan Sosial (RAPS) serta sebagai penyelesaian konflik hutan/lahan. Foto: Panitia GLF 2018

    “Masyarakat Adat dan komunitas lokal melindungi separuh dari lahan dunia, tetapi hanya 10 persen yang diakui. Situasi tersebut meenyebabkan perampasan tanah menjadi tantangan besar. Di banyak negara, mereka berjuang membela hak-hak tanah dengan mempertaruhkan nyawa,” kata Direktur ILC, Mike Taylor.

    Terpilihnya Indonesia sebagai negara tuan rumah penyelenggara GLF oleh Dewan Global ILC didasarkan pada beberapa perkembangan signifikan, diantaranya dari sisi kemajuan gerakan sosial yang memperjuangkan hak atas tanah, serta adanya kemauan politik pemerintah mendorong proses-proses pengakuan hak atas tanah melalui kebijakan reforma agraria dan penyelesaian konflik.

    Meski begitu, kemauan politik pemerintah belumlah dianggap cukup, karna masih menyisahkan banyak persoalan mengenai impelementasinya di lapangan. Bisa dilihat bahwa konflik agraria masih terjadi bahkan mengalami peningkatan setiap tahunnya. KPA mencatat, dari 450 konflik agraria yang terjadi di Indonesia pada tahun 2016, naik secara signifikan menjadi 659 pada tahun 2017.

    Ada jutaan jiwa petani, masyarakat adat, perempuan dan nelayan yang menjadi korban konflik agraria. Kami menantikan Perpres Reforma Agraria untuk segera ditandatangani oleh Bapak Presiden, Sekaligus memastikan pendekatan-pendekatan keamanan, yang bersifat mengkriminalkan dan refresif kepada masyarakat di wilayah konflik, di desa-desa, kampungkampung segera dihentikan, Ujar Sekjend KPA, Dewi Kartika dalam Soft Opening GLF di Istana Negara, 21 September 2018.

    Pembukaan Global Land Forum (GLF) 2018, Bandung, Senin (24/9) – Diskusi Panel Tingkat Tinggi bertema Action Beyond Words: Agrarian reform for justice and welfare merupakan salah satu bagian dari rangkaian GLF 2018. Di acara tersebut tampil sebagai narasumber (kiri ke kanan) Ketua NOC GLF 2018 sekaligus Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria Dewi Kartika; Direktur Jendral Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Bambang Supriyanto; Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Rukka Sombolinggi; Staf Ahli Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi bidang Pembangunan dan Kemasyarakatan Ansar Husen; Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, serta Desy Anwar sebagai moderator. Foto: Panitia GLF 2018

    Situasi-situasi di atas harus segera dijawab oleh komunitas global dan organisasi masyarakat sipil. Melahirkan solusi dan kesepakatan bersama terkait agenda pemenuhan hak-hak tanah masyarakat. GLF tahun ini membawa tema “United for Land Rights, Peace, and Justice, membawa semangat persatuan komunitas global untuk menjawab situasi dan persoalan tanah global.

    Melalui berbagai isu pertanahan yang akan dibahas, perampasan tanah, konflik agraria, krisis pangan, perempuan dan masyarakat adat melalaui beberapa tema, Aksi efektif melawan perampasan tanah, mengunjungi kembali reforma agraria otentik, jawaban atas pembangunan global, memastikan kedaulatan pangan, masyarakat adat dan perjuangan perempuan dan kelompok rentan untuk hak atas tanah.

    Melalui spirit Bandung yang mewakili kebebasan, kesetaraan, Hak Asasi Manusia (HAM) dan keadilan sosial seperti yang digemakan Konferensi Asia-Afrika 1955 melalui Deklarasi Bandung, GLF tahun ini dapat melahirkan agenda kerja dengan semangat yang sama untuk memastikan pengelolaan tanah berbasis masyarakat (People-Centered Land Governance), sebagai jawaban mengatasi ketimpangan penguasaan tanah, kemiskinan, dan kelaparan yang tengah mengancam jutaan masyarakat di berbagai belahan dunia.

    Catatan: Sumber tulisan dari rilis Panitia Global Land Forum 2018

    Dony P. Herwanto, documentary maker, peminum kopi yang setia dan pembaca buku. Menulis untuk menjaga kewarasan dan ingatan.

    SeluangID

    SeluangID

    Related Posts

    637.624 Hektare Kawasan Mangrove Kritis

    by SeluangID
    12 Februari 2021
    0

    Salah satu hutan mangrove di pesisir utara Cirebon. Foto : Dony P. Herwanto (2019) Penulis : Dony P. Herwanto...

    Kondisi banjir di Dayeuh Kolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada awal Februari 2020.
Foto: Donny Iqbal/Mongabay

    Dan Kita yang Lambat Tangani Banjir

    by SeluangID
    24 Februari 2020
    0

    Kondisi banjir di Dayeuh Kolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada awal Februari 2020. Foto: Donny Iqbal/Mongabay Penulis : Donny...

    Ilustrasi. Masyarakat Kasepuhan Karang, Kabupaten Lebak, Banten dengan latar bangunan rumah adat berbahan kayu dan beratap injuk. Foto : Donny Iqbal/Mongabay Indonesia

    Mitigasi Bencana di Kampung Cikondang

    by SeluangID
    27 Januari 2020
    0

    Ilustrasi. Masyarakat Kasepuhan Karang, Kabupaten Lebak, Banten dengan latar bangunan rumah adat berbahan kayu dan beratap injuk. Foto :...

    Next Post
    Pertahankan lingkungan tetap lestari. Aksi warga/petani Kendeng didominasi perempuan di depan Istana Negara, Jakarta. Mereka menuntut kejelasan sikap pemerintah atas tambang-tambang di Pegunungan Kendeng, seperti PT Semen Indonesia, yang mengancam sumber air warga. Foto: Andreas Iswinarto

    Upaya Mengupas Borok Agraria

    Penebaran jala pertama mancokau oleh tetua adat di di Sungai Subayang, kawasan Rimbang Baling yang masuk Desa Aur Kuning, Kampar, Riau. Foto : Agustinus Wijayanto/Mongabay Indonesia

    Ada Lubuk Larangan di Sungai Subayang

    Seringai diantara Serigala Militia. Tahun ini mereka merilis “Seperti Api”. Foto : seringai_official/@radgiel

    “Seperti Api”, Misi Rock Ketiga Seringai

    Discussion about this post

    Story Populer

    • Pembacaan Proklamasi kemerdekaan RI oleh Sukarno di Pegangsaan. Sumber foto: Wikipedia

      Proklamasi, Kenapa Pindah dari Ikada ke Pegangsaan?

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Coretan-coretan Sukarno pada Teks Proklamasi itu

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Telepon Nasution dan Sarwo Edhie Setelah Pranoto Dibebaskan

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Cara Orang Jawa Menikmati Hidup

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Banjir di Jantung Kalimantan

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Seni dan Virtual, Antara Eksperimen dan Eksplorasi

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Kami Mengukur Curah Hujan untuk Menanam

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    # # #
    SeluangID

    Kami ingin menyajikan berita melalui cerita. Mimpi sederhana kami: mengisahkan kebenaran - walau itu kecil - ke banyak orang. Karena Dunia Butuh Cerita.

    • Amatan & Opini
    • Art
    • Catatan Redaksi
    • Kota Hujan
    • Landscape
    • Obituari
    • Our Story
    • Review

    Follow Us

    We’d like to hear from you!

    Hubungi Kami di : [email protected]

    Ikramina Residence Blok E No 1 RT 004/007 Desa Bojong, Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat, 16310

    • About Seluang
    • Beranda
    • Pedoman Media Siber

    © 2021 Design by Seluang Institute

    • Landscape
    • Our Story
    • Art
    • Amatan & Opini
    No Result
    View All Result

    Welcome Back!

    Login to your account below

    Forgotten Password?

    Create New Account!

    Fill the forms below to register

    All fields are required. Log In

    Retrieve your password

    Please enter your username or email address to reset your password.

    Log In