Seluang.id
  • KotaHujan
  • Editor’s Pick
  • Populer
  • About Seluang
  • Login
No Result
View All Result
  • Landscape
  • Our Story
  • Art
  • Amatan & Opini
SeluangID
  • KotaHujan
  • Editor’s Pick
  • Populer
  • About Seluang
No Result
View All Result
SeluangID
No Result
View All Result

Yang Luput dari Mencintai Kota

SeluangID by SeluangID
28 Agustus 2017
in Amatan & Opini
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

  • Artikel Anggit Saranta

Sebagai pengagum keheningan pagi dan kegaduhan senja, bisa menikmati Bogor itu semacam mencari kemewahan. Mengejar kesempatan menjumput udara kota yang menurut hasil pengujian analisa udara ambien tahun lalu dinyatakan masih di bawah baku mutu. Artinya, kualitas udara berada pada status baik.

Sesekali secara sengaja, ketika curah hujan sedang ramah, sayapun memaksakan diri bermain di dalamnya. Tak lazim memang, tapi ini cara egois saya mencintai Bogor dengan segenap daya yang bisa dilakukan. Toh pada kenyataannya saya bertetangga dan berelasi intens dengan mereka yang beraktivitas di Bogor.

Pernah bangga menyaksikan kejayaan PSB Bogor di Stadion Pajajaran dan Persikabo di pentas Liga Utama Sepak Bola. Bangga melihat produktifnya eksplorasi segelintir seniman-budayawan di selasar tugu kujang, taman kencana maupun helaran di Sindangbarang. Bahkan tetap bangga saat mengalami masa-masa Bogor tanpa Wakil Walikota.

Mengalami masa perbaikan transportasi publik, ketika 3 Juni 2007 bus rapid transit melayani rute Bubulak-Baranangsiang dengan tarif Rp 1.500. Bus yang singgah di 16 halte itu menjadi perhatian nasional berkat dominasi media yang mengabarkan penggunaan bahan bakar biodiesel.

Jika layanan publik kurang baik, mari pertanyakan diri kita, apakah kita sudah memanfaatkannya lebih baik? Sudahkan kita menjadi contoh konkrit bagi warga lainnya?

Bus yang disepadankan dengan Trans Jakarta itu kini melayani hingga Ciawi dan Bellanova Sentul City. Rencana sebagai pengurai kemacetan dan mengurangi jumlah angkutan kota (angkot) memang terlihat seperti sebatas harapan. Tapi meski layanannya kini minim kebanggaan, saya masih setia menggunakannya.

Sama halnya dengan menunggu bus wisata yang katanya akan membelah kota. Entah kenapa meski banyak keluh kesah, masa itu rasanya gembira saja berbelanja di pasar Jambu Dua.

Mencintai Bogor idealnya tak hanya menggunggah status bising soal kerusakan jalan, buruknya fasilitas umum, kemacetan, kekecewaan layanan publik atau hujatan kepada penyelenggara kota.

Jika layanan publik kurang baik, mari pertanyakan diri kita, apakah kita sudah memanfaatkannya lebih baik? Sudahkan kita menjadi contoh konkrit bagi warga lainnya?

Mungkin tidak perlu cara luar biasa, cukup dengan menahan diri ketika berkendara dan berhenti di luar batas marka ketika traffic light menyala merah. Melanggar marka sama dengan melanggar rambu. Kalau dalam UU no.22 tahun 2009 termasuk melanggar Pasal 287 ayat 1 juncto Pasal 106 ayat 4 huruf a dan b. Sama halnya sadar untuk tidak mengambil hak orang lain di ruang publik. Tidak parkir kendaraan di trotoar, apalagi melintasi dengan kendaraan demi berbalik arah.

Banyak cara mereka menunjukkan kecintaan kepada kotanya. Fasilitas layanan kota memang tak sempurna, tapi kita masih bisa mengupayakannya. Kota Bogor saat ini memang memiliki puluhan bank sampah di berbagai wilayah, tempat pembuangan sementara (TPS) sampah 3R, dan sejumlah teknik penanganan sampah. Tapi jangan lupa kita punya lubang resapan biopori sejak 2007 yang bisa diterapkan secara mandiri.

Wayang bambu, alat musik bambu, sepeda bambu mungkin kecil perannya untuk kalahkan Paris, tapi setidaknya penggiatnya bangga dengan produknya yang berlabel Bogor. Sama halnya dengan dua anak muda Bogor yang berhimpun di Tokyolite, diam-diam punya agenda tampil di Kansai Music Conference, Osaka, Jepang, September 2016 mendatang.

Lalu, apa yang sudah saya lakukan? ah…saya bukan siapa-siapa. Cuma bisa menulis status bersepeda dan meluangkan waktu mulung sampah bersama KPC tiap Sabtu, itu pun tak tentu. Apakah saya cinta Bogor?, entahlah… yang pasti saya jatuh cinta di Bogor..#eh

Anggitane, cyclist, citizen journalist dan pemulung sampah Ciliwung di Bogor. Menulis musik aktif untuk hujanmusik.id.

SeluangID

SeluangID

Related Posts

Refleksi di Ujung 2020: Pandemi, Politik dan Budaya Tropis

by SeluangID
7 Januari 2021
0

Petani di Kasepuhan Karang tengah merawat padi dari ancaman hama di akhir tahun. Foto: Dony P. Herwanto Penulis :...

Ecocide dan Tatanan Hidup Baru

by SeluangID
7 Juni 2020
0

Sumber Foto : ekuatorial.com Penulis : Ani Muklisatun Munawaroh Di tengah krisis COVID-19 yang sedang berkembang, ada beberapa negara yang...

Keselamatan Rakyat, Negara Harus Hadir

by SeluangID
29 Mei 2020
0

Mural bergambar manusia bermasker menjadi pesan sosial di jalanan. Sumber: detik.com Penulis : Eko Cahyono Kini semakin sadar dan...

Next Post

Hening dan Sunyi

Sebuah Cerita dari Segelas Kopi

Ilustrasi: Graditio

Kami Terjepit, dan Kami Harus Melawan

Discussion about this post

Story Populer

  • Naskah asli Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dikoleksi wartawan B.M Diah. Sumber foto: Wikipedia

    Coretan-coretan Sukarno pada Teks Proklamasi itu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Proklamasi, Kenapa Pindah dari Ikada ke Pegangsaan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Telepon Nasution dan Sarwo Edhie Setelah Pranoto Dibebaskan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Seni dan Virtual, Antara Eksperimen dan Eksplorasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kami Mengukur Curah Hujan untuk Menanam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Banjir di Jantung Kalimantan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Saya Tidak Panik. Saya Mengisolasi 14 Hari

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
# # #
SeluangID

Kami ingin menyajikan berita melalui cerita. Mimpi sederhana kami: mengisahkan kebenaran - walau itu kecil - ke banyak orang. Karena Dunia Butuh Cerita.

  • Amatan & Opini
  • Art
  • Catatan Redaksi
  • Kota Hujan
  • Landscape
  • Obituari
  • Our Story
  • Review

Follow Us

We’d like to hear from you!

Hubungi Kami di : [email protected]

Ikramina Residence Blok E No 1 RT 004/007 Desa Bojong, Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat, 16310

  • About Seluang
  • Beranda
  • Pedoman Media Siber

© 2021 Design by Seluang Institute

  • Landscape
  • Our Story
  • Art
  • Amatan & Opini
No Result
View All Result

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In